'Umat Islam Tidak Ingin Cari Musuh', MUI Sikapi Aksi Boikoit : Biasanya Ada Penyusup yang Merusak

- 9 November 2020, 07:30 WIB
Salah satu aksi boikot produk Prancis di sebuah toko.
Salah satu aksi boikot produk Prancis di sebuah toko. /Instagram.com/@dalwamart
PR PANGANDARAN - Aksi boikot produk Prancis di sejumlah negara itu ada lantaran Presiden Prancis Emmanuel Macron dianggap menghina nabi Muhammad.
 
Aksi boikot produk Prancis yang bermula dari peristiwa pembunuhan yang menimpa seorang guru di Prancis yakni Samuel Paty, kemudian menyebar hingga ke sejumlah negara yang sebagian berpenduduk Muslim.
 
Terutama di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam pun merasa kecewa dengan pernyataan yang disampaikan oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron.
 
 
Tidak hanya penduduknya saja, bahkan Presiden Indonesia yakni Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi juga turut mengecam pernyataan Presiden Prancis tersebut.
 
Hal ini lantaran presiden Prancis dianggap telah melukai umat beragama Islam dan Nabi Muhammad SAW.
 
Meski warga yang ada di Indonesia meneriakkan aksi boikot produk Prancis, nyatanya Presiden Indonesia yakni Jokowi tidak langsung menyetujui aksi boikot produk Prancis tersebut.
 
 
Justru Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang aktif mengimbau umat Islam di Indonesia untuk memboikot produk Prancis sampai Presiden tersebut meminta maaf kepada umat Islam.
 
"Umat Islam Indonesia tidak ingin mencari musuh, umat Islam hanya ingin hidup berdampingan secara damai dan harmonis kalau yang bersangkutan sebagai kepala negara Prancis tidak menginginkannya dan tidak mau mengembangkan sikap bertoleransi dan saling hormat-menghormati, maka umat Islam terutama umat Islam Indonesia yang juga punya harga diri dan martabat siap untuk membalas sikap dan tindakannya dengan memboikot semua produk yang datang dari Prancis hingga presiden Emmanuel Macron mencabut ucapannya dan meminta maaf kepada umat Islam sedunia," ujar MUI beberapa waktu lalu yang dikutip oleh PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Pmjnews.
 
Kendati demikian, Wakil Ketua Umum MUI, Muhyiddin Junaidi juga mengimbau untuk tetap menyikapi dengan jernih atas ajakan pemboikotan produk Prancis tersebut.
 
 
"Kepada masyarakat umat Islam dan bangsa Indonesia yang ingin menyampaikan aspirasi penolakan silakan, tapi dengan tertib," ujar Muhyiddin Junaidi mengimbau.
 
"Saya yakin umat Islam tidak anarkis dalam melakukan aksi dan solidaritas. Biasanya ada penyusup bayaran yang merusak aksi damai umat," ujarnya menambahkan.
 
Meski demikian, polri tetap akan melakukan antisipasi terhadap rencana aksi sweeping oleh oknum tertentu, khususnya di tempat vital termasuk perusahaan asing yang akan tetap dilakukan penjagaan.
 
 
"Kami akan melakukan penjagaan yang menjadi objek-objek vital Prancis termasuk, kita patroli. Untuk itu kami berkoordinasi dengan jajaran Polda," ujar Irjen Argo Yuwono pada Rabu, 4 November 2020.
 
Atas aksi boikot produk Prancis, pihak kepolisian mengimbau untuk menyampaikan aspirasinya ke pemerintah secara langsung melalui media sosial berupa video atau gambar supaya tidak ada aksi penjarahan atau kerusuhan lainnya.
 
Selain itu pihak kepolisian juga berharap agar tokoh masyarakat dan tokoh agama turut serta aktif meredam emosi masyarakat terkait ajakan boikot produk Prancis dan terkait pernyataan presiden Prancis yang dianggap menghina Islam.
 
 
"Pimpinan polri juga memerintahkan untuk melakukan penggalangan kepada tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk meredam aksi-aksi serta mengantisipasi hal yang tidak diinginkan seperti main hakim sendiri," ujar Brigjen Pol Awi, Karo Penmas Divisi Humas Polri. ***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x