Jadi Zona Paling Aktif, Pulau Sumatera Berpotensi Hadapi Ancaman Gempa dari Berbagai Sumber

- 17 November 2020, 18:04 WIB
Ilustrasi gempa. /
Ilustrasi gempa. / /Pikiran-Rakyat/

PR PANGANDARAN - Pulau Sumatera merupakan zona paling aktif serta rawan gempa bumi hingga berpotensi menghadapi ancaman gempa dari banyak sumber.

"Ancaman bagi Pulau Sumatera bukan hanya aktivitas gempa yang bersumber dari tumbukan lempeng di Zona Megathrust, Sesar Mentawai, dan Sesar Besar Sumatera di daratan, akan tetapi gempa kuat juga dapat bersumber di Investigator Fracture Zone dekat subduksi lempeng di sebelah barat Sumatera," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Selasa, dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Antara.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, hal itu dapat dilihat dari aktivitas sumber gempa dengan kekuatan 6,3 yang terjadi hari ini Selasa, pukul 08.44 WIB yang mengguncang Tuapejat, Mentawai, Sumatera Barat.

Baca Juga: Kurang dari 60 Hari Peninjauan, Twitter Tunjuk Peretas Terbaik Kelas Dunia sebagai Kepala Keamanan

Gempa tersebut termasuk gempa kuat yang memiliki magnitudo 'update' 6,0 yang berpusat di laut dengan koordinat 2,90 LS dan 99,07 BT, pada jarak 112 km arah barat daya Kota Tuapejat, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

Sementara itu, gempa yang terjadi Selasa pagi itu merupakan jenis gempa dangkal.

Analisis 'update' menunjukkan bahwa gempa ini hiposenternya berada di kedalaman 31 km yang artinya pusat gempa ini berada di dalam Lempeng Indo-Australia dan bukan di Lempeng Eurasia.

Baca Juga: Gisel Penuhi Panggilan Polisi untuk Dimintai Keterangan Soal Video Syur, Netizen: Kok sebagai Saksi?

Guncangan gempa dirasakan dalam wilayah luas, seperti Padang, Painan, Sipora, Solok, Mentawai, Sipora, Padang Panjang, Bukittinggi, Pariaman, Kepahiang, Pasaman, Kerinci, Payakumbuh, dan Solok Selatan.

Gempa tersebut bukan merupakan gempa yang disebabkan oleh aktivitas tumbukan lempeng di zona megathrust. Sebab, gempa akibat tumbukan lempeng lazimnya memiliki sumber gempa sesar naik (thrust fault).

Namun, gempa dipicu oleh sesar transform memiliki mekanisme sumber berupa sesar geser (transform fault) yang tampaknya berkaitan dengan sumber gempa sesar geser pada Lempeng Indo-Australia di Samudra Hindia, yang dikenal dengan nama Investigator Fracture Zone.

Baca Juga: 11 Foto BTS Editan ARMY yang Jadi Kenyataan, V Berambut Biru hingga Kemunculan 'Min Yoonji'

"Gempa ini tidak berpotensi tsunami karena kekuatannya masih di bawah 7,0 disamping juga karena mekanisme sumbernya yang berupa sesar geser," katanya.

Struktur IFZ memanjang di Samudra Hindia relatif berarah utara-selatan dan di bagian ujung utara IFZ berdekatan dengan Zona Subduksi Sumatera.

Daryono mengatakan gempa semacam ini pernah terjadi di Samudra Hindia sebelah barat Aceh pada 12 April 2012 berkekuatan 8,6 dan 8,1, kedua gempa tersebut merupakan contoh lain dari gempa yang berkaitan dengan sumber gempa Investigator Fracture Zone (IFZ).***

 

Editor: Nur Annisa

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah