Network
PANGANDARAN TALK - Undang-undang Keolahragaan baru yang disahkan pada 15 Februari 2022, mengatur soal kepemilikan saham club sepakbola oleh kelompok suporter.
Dengan demikian, kini hubungan antara suporter dengan klub kesayangannya tidak lagi hanya sebatas rasa simpatik, tetapi juga profit.
Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda menyebut bahwa UU Keolahragaan memang memprioritaskan kelompok suporter untuk memiliki saham klub sepakbola yang melakukan penawaran saham perdana (IPO).
Baca Juga: Afiliator Trading Doni Salmanan Diperiksa Selama 13 Jam, Dihujani 90 Pertanyaan Langsung Ditahan oleh Penyidik
"Kami menyebutnya begini, pihak klub yang IPO harus memprioritaskan pembelian saham kepada suporter sebelum ditawarkan kepada entitas lain," ujar Syaiful Huda dalam Diskusi "Turun Minum" yang digelar oleh PSSI Pers di Jakarta, seperti dikutip PangandaranTalk.com dari antara, pada Rabu (9/3/2022).
Namun, kata Syaiful Huda, dalam UU Keolahragaan itu tidak diatur soal besar kecilnya saham yang diberikan kepada suporter.
Hal itu menurutnya bergantung pada kesepakatan antara club dengan suporter atau bisa jadi klub memberikan saham kepada kelompok pendukungnya.
Baca Juga: Senasib dengan Indra Kenz, Doni Salmanan pun Akan Dimiskinkan
Politikus PKB ini juga menegaskan bahwa, hal terpenting dari UU Keolahragaan itu adalah pengakuan eksistensi suporter yang secara resmi dianggap sebagai bagian dari industri olahraga nasional.
Hanya saja, lanjut dia, bagaimana saat ini mengorganisasi kelompok suporter dan membentuknya menjadi sebuah badan hukum agar jelas dalam hal pertanggungjawaban terkait pembagian saham.
"Meski begitu, kami optimistis bisa mendorong kelompok suporter untuk berorganisasi seperti, misalnya, The Jakmania. Semangatnya yaitu agar memperkuat rasa kepemilikan klub demi kebaikan bersama," kata Syaiful Huda.***
Artikel Rekomendasi