Tegas, Direktur Pendidikan Vokasi Bantah Lulusan SMK Penyumbang Angka Pengangguran Terbesar

- 11 Agustus 2020, 20:01 WIB
ILUSTRASI SMK.*/ANTARA
ILUSTRASI SMK.*/ANTARA /

PR PANGANDARAN - Ada penilaian mengemuka bahwa sekolah vokasi merupakan penyumbang terbesar angka pengangguran nasional.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Wikan Sakarinto langsung membantahnya.

Menurut Wikan, saat ini di seluruh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia, kurikulumnya terus diperbarui dan disesuaikan dengan kebutuhan industri.

Baca Juga: Viral! Ikan Mas Seberat 15 Kilogram Ditemukan di Danau Toba, Netizen Suruh Melepaskannya

"Setelah saya keliling ke berbagai SMK di Indonesia, setiap tahun kurikulumnya disinkronkan dengan industri. Ternyata hanya 20 persen yang menganggur, sedangkan 80 persennya bekerja, terserap, atau kuliah," kata Wikan saat mengunjungi SMKN 27 Jakarta Pusat, Selasa (11 Agustus 2020).

Wikan menambahkan bahwa sebuah negara maju diukur dari vokasinya.

"Penting untuk membangun industri dan SDM unggul untuk meningkatkan produktivitas negara," ujar Wikan.

Baca Juga: Tak Berhenti Sampai 18, Akhir Agustus Akan ada 13 Lembaga Lagi yang Akan Dibubarkan

Oleh karena itulah, titik tolak pertama untuk memperoleh SDM yang unggul adalah calon peserta didik harus memilih jenjang pendidikan yang tepat sesuai minat.

Ia meyakini, ketika seseorang mempelajari sesuatu dalam keadaan senang, orang tersebut akan menjadi peserta didik yang menjalani prosesnya dengan bahagia.

"Jika lebih menyukai analisis silakan masuk ke SMA, jika lebih menyukai keterampilan, silakan pilih SMK," ungkap Wikan.

Baca Juga: Ternyata Bandung Punya 5 Spot Foto Prewedding yang Ramah Dikantong, Braga Salah Satunya

Menurutnya, saat ini industri bahkan hingga membuat kelas khusus di SMK guna menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul.

“Seharusnya sekarang lulusan SMK bisa langsung diserap industri, tak hanya yang besar tapi ada juga dari UMKM, Pemda, dan organisasi non-pemerintah (NGO),” katanya.

Dia menegaskan, lulusan SMK juga jangan sampai hanya menganggur. Lulus SMK jika tak langsung kerja tetap bisa kuliah, jadi lulusan sarjana terapan /D4 dan bisa lanjut S2 terapan. 

Baca Juga: Lesty Dinyinyir Calon Mantu Iis Dahlia Hingga Seret Sikap sang Ayah, Netizen: Gak Malu Pansos Terus?

“Kita sudah MoU dengan universitas di Jerman untuk bisa menyediakan S2 terapan di Jerman," kata Wikan.

Salah satu kelebihan SMK, kata Wikan, adalah dapat menyalurkan minat anak.

Hal bisa membuat anak belajar dengan lebih bahagia dan tanpa keterpaksaan.

"Sepertinya, kita masih harus menyadarkan orang tua siswa SMP se-Indonesia, kalau satu-satunyanya jalan untuk sukses di Indonesia bukan semata masuk SMA favorit, SMK juga bisa. Apalagi kalau di SMK dia belajar sesuai passion," pungkas Wikan.***

Editor: Evi Sapitri

Sumber: RRI


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x