Rekor Dunia dengan Matahari Buatan Korea Selatan: Suhu Lebih dari 100 Juta Derajat Celcius

27 Desember 2020, 13:00 WIB
Ilustrasi matahari, bumi /Tangkapan layar dari pixabaya/qimono/

PR Pangandaran - Korea Selatan kembali memukau dunia dengan pencapaian terbaru, sebuah matahari buatan yang disebut Korea Superconducting Tokamak Advanced Research (KSTAR).

Bahkan, matahari buatan itu berhasil mencetak rekor dunia karena berhasil mempertahankan plasma suhu tinggi selama 20 detik dengan suhu ion lebih dari 100 juta derajat celcius.

Lebih lanjut, Pusat Penelitian KSTAR di Institut Korea untuk Energi Fusion (KEF) mengumumkan adanya penelitian bersama dengan Universitas Nasional Seoul (SNU) dan Universitas Columbia Amerika Serikat.

Baca Juga: Bikin Netizen Geram, Pria Pakai Sandal Jepit Tak Dilayani dengan Baik Saat Beli iPhone 12 Pro

Tepatnya, penelitian bersama itu berhasil dalam pengoperasian plasma yang berkelanjutan selama 20 detik dengan suhu ion lebih tinggi dari 100 juta derajat celcius. Ini merupakan salah satu syarat inti fusi nuklir dalam Kampanye Plasma KSTAR 2020

Sebagaimana telah diberitakan Pikiran Rakyat dengan judul "Matahari Buatan Milik Korea Selatan Cetak Rekor Dunia: Suhu Lebih dari 100 Juta Derajat Celcius", rekor ini menjadi pencapaian perpanjangan waktu operasi plasma 8 detik selama Kampanye Plasma KSTAR 2019 sebanyak lebih dari 2 kali.

Dalam percobaan di tahun 2018, KSTAR mencapai suhu ion plasma 100 juta derajat untuk pertama kalinya (waktu retensi: sekitar 1,5 detik).

Agar menciptakan kembali reaksi fusi yang terjadi di matahari di Bumi, isotop hidrogen harus ditempatkan di dalam perangkat fusi seperti KSTAR untuk menciptakan keadaan plasma di mana ion dan elektron dipisahkan, dan ion harus dipanaskan serta dipertahankan pada suhu tinggi.

Baca Juga: Rizky Billar Unggah Foto Bak Prewedding Tuai Sorotan, Lesti Kejora: Bukan Ibu Kos, Ibu dari Anakmu!

Sejauh ini, ada perangkat fusi lain yang mampu mengatur plasma secara singkat pada suhu 100 juta derajat atau lebih tinggi. Tapi tak satu pun berhasil memecahkan penghalang untuk mempertahankan operasi selama 10 detik atau lebih.

Teknologi yang dibutuhkan untuk operasi jangka panjang 100 juta-plasma adalah kunci realisasi energi fusi, dan keberhasilan KSTAR dalam mempertahankan plasma bersuhu tinggi selama 20 detik akan menjadi titik balik yang penting dalam perlombaan untuk mengamankan teknologi untuk operasi plasma berkinerja tinggi dalam jangka panjang, komponen penting dari reaktor fusi nuklir komersial di masa depan," kata Direktur Si-Woo Yoon dari Pusat Penelitian KSTAR di KFE.

Baca Juga: Produser Netflix 'The Three-Body Problem' Diracuni, Diduga Bagian dari Upaya Pembunuhan

Dr. Young-Seok Park dari Universitas Columbia yang berkontribusi pada penciptaan plasma suhu tinggi mengatakan mereka merasa terhormat untuk terlibat dalam pencapaian penting ini.

"Kami merasa terhormat untuk terlibat dalam pencapaian penting yang dibuat di KSTAR. Suhu ion 100 juta derajat dicapai dengan memungkinkan pemanasan plasma inti yang efisien untuk jangka waktu yang lama menunjukkan kemampuan unik dari perangkat KSTAR superkonduktor, dan akan diakui sebagai dasar yang kuat untuk plasma fusi kondisi stabil dan berkinerja tinggi," katanya.

Tujuan akhir matahari buatan KSTAR adalah berhasil dalam operasi berkelanjutan selama 300 detik dengan suhu ion lebih tinggi dari 100 juta derajat pada tahun 2025.***(Pikiran Rakyat/Julkifli Sinuhaji)

 

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler