PR PANGANDARAN - Setelah ditemukan sebuah fakta bahwa suhu bumi akan semakin panas di tahun 2021, kini disebutkan Bumi akan kehilangan Es pada tingkat Rekor tertinggi.
Disebutkan rekor tersebut menembus angka 28 Triliun Ton.
Dengan adanya penuruna hingga mencapai 28 Triliun Ton, dampak apa yang akan dirasakan oleh bumi.
Peneliti mengupas soal hilangnya es pada tingkat tertinggi dengan pendekatan studi ilmiah.
Sebuah studi yang diterbitkan Badan Antariksa Eropa (ESA) menemukan bumi kehilangan es pada rekor dan tingkat kecepatan yang terus meningkat.
"Sebanyak 28 triliun ton es mencair di seluruh dunia antara 1994 hingga 2017, setara dengan balok setebal 100 meter seukuran negara Inggris," kata para peneliti dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal The Cryosphere, seperti dikutip dari AP News, Selasa, 25 Januari 2021 dalam artikel Studi: Bumi Kehilangan Es pada Tingkat Rekor Tertinggi Sebanyak 28 Triliun Ton
Peneliti mengatakan satu triliun ton es, jika berbentuk kubus akan berdiri lebih tinggi daripada Gunung Everest.
Selain itu, laju pencairan es meningkat seiring dengan hangatnya atmosfer dan lautan.
Pada 1990-an, Bumi mengalami kehilangan es sekitar 0,8 triliun ton setiap tahun.
Namun, sejak tahun 2017, angka itu meningkat menjadi 1,2 triliun ton per tahun.
Peneliti ESA menganalisis data satelit global untuk studi tersebut dan melengkapi temuan mereka dengan studi berbasis darat dari wilayah kutub dan beberapa dari 215.000 gletser gunung di seluruh dunia.
Baca Juga: Berpura-pura Miskin Agar Dapat Vaksin Covid-19, Maestro Kaya Raya Ditangkap Polisi
“Lapisan es sekarang mengikuti skenario terburuk pemanasan iklim,” kata penulis utama Thomas Slater dalam sebuah pernyataan.
Dia memperingatkan kenaikan permukaan laut yang diakibatkannya akan memiliki dampak yang sangat serius pada masyarakat pesisir di abad ini.
Masalah lainnya adalah hilangnya es laut, yang mengurangi permukaan reflektif bumi hingga meningkatkan efek pemanasan global.
"Saat es laut menyusut, lebih banyak energi matahari diserap oleh lautan dan atmosfer, menyebabkan Arktik memanas lebih cepat daripada di tempat lain di planet ini," kata rekan penulis studi Isobel Lawrence.***(Julkifli Sinuhaji/PR.com)