Viral 'Matahari Lockdown', Ilmuwan Sebut Bumi Terancam Bencana Besar hingga Kelaparan

19 Mei 2020, 13:16 WIB
GAMBAR Matahari yang ditangkap oleh NASA.* /DOK. NASA/

PIKIRAN RAKYAT - Rumor Matahari Lockdown atau penurunan aktivitas matahari yang dikaitkan dengan kemunculan bencana besar kembali terdengar.

Hal ini lantaran, para ilmuwan menyebut saat ini Bumi tengah memasuki periode resesi sinar matahari, adanya bintik matahari yang kini telah menghilang.

Dilansir The Sun, seorang Astronom, Dr. Tony Phillip mengungkap bahwa fenomena matahari lockdown atau solar mininum sedang berlangsung, dan kali ini yang paling terdalam.

Baca Juga: Sempat Diperingatkan Kemenkum HAM 'Lakukan Ini' Usai Bebas Bersyarat, Habib Bahar Smith Dibui Lagi

Kini, kemunculan 'Bintik Matahari' menunjukkan bahwa ini adalah salah satu yang terdalam di abad ini.

Medan magnet Matahari menjadi lemah, memungkinkan sinar kosmik ekstra ke tata surya.

Menurut Tony, kelebihan sinar kosmik menimbulkan bahaya kesehatan bagi para astronot dan pengunung di kutub bumi, memengaruhi elektro-kimia atmosfer di atas bumi, dan dapat memicu munculnya petir.

Baca Juga: Diduga Gelar Ceramah Provokatif dan Langgar PSBB Usai Bebas, Habib Bahar Smith Kembali Dipenjara

Sehingga, para ilmuwan badan antariksa NASA khawatir itu bisa menjadi pengulangan yang pernah terjadi antara tahun 1790 hingga 1830 atau disebut Dalton Minimum.

Dalton Minimum adalah periode di mana Bumi mengalami cuaca yang sangat dingin, kegagalan panen, kepalaran, dan letusan gunung berapi yang bisa jadi menyebabkan gempa.

Sebelumnya, masa penurunan aktivitas matahari 'lockdown' juga pernah terjadi, diduga menyebabkan letusan Gunung Tambora di Indonesia pada 10 April 1815 yang menewaskan setidaknya 71.000 orang.

Baca Juga: WHO: Corona 'Tak Akan Pernah Hilang', LIPI Buat Strategi agar Indonesia Bisa Hidup Bersama Covid-19

Letusan Gunung Tambora ini juga menyebabkan Tahun Tanpa Musim Panas setahun setelahnya pada 1816.

Dilansir Smithsonian.org, letusan Gunung Tambora tercatat sepuluh kali lebih kuat dari Krakatau.

Sehari setelah itu, hujan abu menyelimuti kawasan timur Pulau Jawa, dengan letusan yang terus terdengar.

Baca Juga: Pakar Penyakit Menular: Kumpul Keluarga saat Lebaran Lebih Berisiko Tertular Corona dari Berbelanja

Kondisi ini karena efek kekuatan alam yang terjadi ribuan kilometer dari Eropa.*** (Julkifli Sinuhaji)

Artikel ini pernah tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul Ilmuwan Sebut Matahari dalam Periode 'Lockdown' Bisa Sebabkan Gempa Bumi hingga Kelaparan

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler