Masyarakat merasa privasi dan keamanannya tidak lagi terjamin dan terjaga kerahasiannya.
Baca Juga: Gaya Anies Baswedan Baca 'Democracies Die' Jadi Sorotan Netizen: Kode Keras Pak, Awas Ada yang Panas
Lantas hal ini kemudian membuat pihak penyedia aplikasi Muslim Pro angkat biacara atas peristiwa yang menggemparkan dunia baru-baru ini.
“Assalamualaikum, komunitas Muslim Pro. Selama beberapa hari ini menghadapi tuduhan tak berdasar, Muslim Pro berada dalam kondisi yang sangat tidak nyaman dan timbul keresahan di dalam komunitas pengguna kami,” terangnya membuka pernyataan.
Pertnyataan kemudian dilanjutkan dengan pembahasan terkait tuduhan yang ditujukan kepada aplikasi tersebut.
“Muslim Pro berkomitmen pada integritas tertinggi, Muslim Pro selalu mematuhi prinsip ini dan yakin bahwa kita semua akan segera mengetahui bahwa; kami (Muslim Pro) tidak pernah menyediakan data non-anonim kepada pihak ketiga dan X-Mode Social, Inc. memberikan konfirmasi kepada kami pada 17 november 2020 bahwa X-Mode telah menghentikan kerja sama dengan Sierra Nevada Corporation and Systems & Tecnology Research (Perusahaan yang dilaporkan oleh media sebagai kontraktor pihak militer Amerika Serikat), jauh sebelum Muslim Pro bekerja sama dengan X-Mode Social,Inc sebagai mitra,” terangnya menjawab semua keresahan yang ditujukan kepada aplikasi tersebut.
Baca Juga: Gaya Anies Baswedan Baca 'Democracies Die' Jadi Sorotan Netizen: Kode Keras Pak, Awas Ada yang Panas
Lebih lanjut pihak Muslim Pro juga mengatakan bahwa akan melakukan investigasi penuh terkait peristwa tersebut.
Sebagaimana diketahui sebelumnya melalui Senator Amerika SSerikat, Ron Wyden yang mengatakan bahwa X-Mode mengakui menjual data yang dikumpulkannya kepada pelanggan dalam hal ini militer Amerika Serikat lainnya.
“X-Mode melisensikan panel datanya ke sejumlah kecil perusahaan teknologi yang mungkin bekerja dengan layanan militer pemerintah,” katanya.
Artikel Rekomendasi