PR PANGANDARAN – Baru-baru ini dunia dikejutkan dengan kabar penjualan data dari aplikasi ponsel.
Aplikasi tersebut menyedot nama Muslim Pro yang dikaitkan dengan perilaku penjualan data pengguna kepada militer Amerika.
Sebagaimana diketahui aplikasi ini telah diunduh lebih dari 98 juta pengguna di seluruh dunia.
Baca Juga: Ini 2 Solusi Jitu ala Kapolda Metro Jaya Baru Atasi Munculnya 4 Klaster Covid-19 Imbas Kerumunan HRS
Perihal peristiwa ini, militer Amerika Serikat yang dilibatkan pun angkat bicara.
“Akses kami ke perangkat lunak digunakan untuk mendukung persyaratan misi Pasukan Operasi Khusus di luar negeri," kata Komandan Angkatan Laut Tim Hawkins.
Lebih lanjut Hawkins menjelaskan bahwa pihaknya memperhatikan serta mematuhi setiap prosedur yang ditetapkan.
Baca Juga: Timbulkan Kekacauan Memalukan Sepanjang Karier Politik, Mantan Presiden Prancis Diadili Hari Ini
"Kami sangat mematuhi prosedur dan kebijakan yang ditetapkan untuk melindungi privasi, kebebasan sipil, hak konstitusional, dan hukum warga negara Amerika," lanjutnya memastikan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan oleh masyarakat luas.
Sebagai akibat dari peristiwa tersebut perusahaan aplikasi Muslim Pro merasa sangat dirugikan. Hal ini erat kaitannya dengan tingkat kepecayaan masyarakat yang telah dilanggar.
Artikel Rekomendasi