Dikabarkan Jatuh ke Tangan Oracle, Pinangan Microsoft Ditolak Mentah-mentah TikTok?

- 15 September 2020, 12:10 WIB
ILUSTRASI logo aplikasi Tiktok dan bendera Amerika Serikat serta Tiongkok..
ILUSTRASI logo aplikasi Tiktok dan bendera Amerika Serikat serta Tiongkok.. /Brookings Institution

PR PANGANDARAN – Aplikasi TikTok saat ini tengah digandrungi penggunannya yang tersebar di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Pengguna TikTok digandrungi oleh semua kalangan, baik yang muda ataupun orang tua. Aplikasi berbagi video dan suara ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 2016 lalu.

Bahkan dulu platform ini sempat diblokir oleh pemerintah dan penggunanya sempat dicerca dan dihina. Aplikasi TikTok ini masuk ke Indonesia pada tahun 2017.

Baca Juga: Cegah Bocor Data Pribadi saat Asyik Berselancar di Dunia Maya, Pemerintah Segera Rilis RUU PDP

Pada Juli tahun 2018 lalu, pemerintah sempat memblokir aplikasi ini, alasannya lantaran dinilai banyak mengundang konten yang negatif.

Namun, aplikasi ini dalam seminggu sudah beredar lagi di App Store dan Google Play Store setelah sebelumnya sempat diblokir oleh pemerintah, dan hingga sekarang pengguna aktif aplikasi TikTok di Indonesia semakin bertambah.

Apalagi konten yang ditampilkan oleh pengguna TikTok ini semakin kreatif dan menghibur warganet yang melihatnya.

Baca Juga: Rilis Buku 'Pembunuh Pria Berpakaian Wanita', JK Rowling Diserang Netizen: Bangga Benci Transgender?

Melihat kesuksesan TikTok, perusahaan multinasional asal Amerika Serikat, Microsoft, ingin mengakusisi aplikasi TikTok di Amerika Serikat (AS), tetapi Microsoft gagal mengakusisinya karena ByteDance selaku pemilik aplikasi TikTok asal Tiongkok menolak tawaran dari Microsoft.

Dikutip PikiranRakyat-Pangandara.com dari laman Antara News, ByteDance menolak tawaran yang diajukan oleh Microsoft untuk akusisi aplikasi TikTok.

“ByteDance memberi tahu kami hari ini (Minggu 13 September 2020) bahwa mereka tidak akan menjual operasi TikTok AS ke Microsoft,” kata Microsoft yang dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari laman AntaraNews.

Baca Juga: Ini Klarifikasi Bamsoet Usai Dituding Bikin Video Pasukan Khusus BIN, Singgung Taruna-Taruni STIN

“Kami yakin proposal kami akan baik untuk pengguna TikTok, sekaligus melindungi kepentingan keamanan nasional. Untuk melakukan ini, kami akan membuat perubahan siginifikan untuk memastikan layanan memenuhi standar tertinggi untuk keamanan, privasi, keamanan online dan memerangi disinformasi, dan kami menjelaskan prinsip-prinsip ini dalam pernyataan bulan Agustus kami. Kami berharap dapat melihat bagaimana layanan berkembang di area penting,” tambah Microsoft.

Bulan lalu, Microsoft telah mengonfirmasi mengejar kesepakatan untuk membeli operasi TikTok di AS, Australia, Kanada dan Selandia Baru. Microsoft dikabarkan akan membeli operasi global TikTok, dimana pembicaraan mengenai hal ini kabarnya berada pada tahap ‘awal’.

Tawaran yang gagal dari Microsoft membuka peluang untuk perusahaan lainnya yakni Oracle untuk mengakusisi operasi TikTok di Amerika Serikat.

Baca Juga: Banting Setir Jadi Produsen Masker, Uniqlo Gandeng 'Airism Tech' Saring 99 Bakteri Pakai 3 Lapisan

Seperti diketahui, Microsoft dan Oracle bersaing untuk membeli aplikasi TikTok dari perusahaan asal Tiongkok, ByteDance.

Sebelumnya Donald Trump memberi tenggat waktu kepada TikTok hingga 15 September 2020 untuk menjual aplikasi tersebut ke perusahaan Amerika Serikat atau memblokir layanannya di AS.***

 

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x