PR PANGANDARAN – Beredar video di media sosial Facebook yang mengklaim bahwa 153 tentara Tiongkok masuk ke Indonesia.
153 tentara Tiongkok yang masuk ke Indonesia itu diklaim menyamar dengan menggunakan baju hazmat berdasarkan video yang beredar.
Klaim 153 tentara Tiongkok menyamar dengan menggunakan baju hazmat itu diunggah oleh akun Facebook Top Info.
Baca Juga: Sering Tidak Akur, Tanda Zodiak Berikut Ini Sebaiknya Jangan Menjalin Hubungan
Adapun narasi yang tertulis pada unggahannya yaitu:
“T3NTARA C1NA B3RDTANG4N K3 INDONE1A?? ADA APA??”
Lantas, benarkah jika 153 tentara Tiongkok menyamar dengan menggunakan baju hazmat untuk masuk ke Indonesia?
Baca Juga: Cek Fakta: Semakin Memanas, Jokowi Disebut Akan Dimakzulkan Para Demonstran, Simak Faktanya
Berdasarkan hasil penelusuran Tim PikiranRakyat-Pangandaran.com dari laman Turn back Hoax, video tersebut merupakan potongan-potongan video yang digabungkan lalu diklaim bahwa 153 tentara Tiongkok menyamar memakai baju hazmat untuk masuk ke Indonesia.
Potongan video itu merupakan video Tenaga Kerja Asing (TKA) Tiongkok yang akan dipulangkan ke negara asalnya dengan menggunakan baju hazmat, masker, dan protokol kesehatan lainnya.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Palembang, Nur Purwoko mengatakan bahwa terkait penggunaan pakaian hazmat oleh TKA Tiongkok itu merupakan bentuk kekhawatiran mereka atas wabah Covid-19 yang masih sangat marak saat itu.
Sementara potongan video lain yaitu rombongan tenaga ahli dari Tiongkok yang bekerja pada sebuah pabrik di Banten.
Direktur PT Krakatau Engineering, Utomo Nugroho, juga telah mengkonfirmasi jika para TKA di dalam video itu bekerja di perusahaan tersebut sebagai tenaga ahli untuk mengerjakan proyek blast furnace complex.
Berdasarkan pemaparan di atas mengenai klaim 153 tentara Tiongkok menyamar dengan menggunakan baju hazmat untuk masuk ke Indonesia adalah tidak benar.
Baca Juga: Singgung Pernikahan, Aktor True Beauty Cha Eun Woo Menitikan Air Mata: Saya Ingin Menikah
Oleh sebab itu, informasi tersebut masuk ke dalam kategori hoaks misleading content atau konten yang menyesatkan.***