Network
PR PANGANDARAN – Beredar kabar di media sosial jika Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Tiongkok terlibat baku hantam dengan Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Permasalahan yang terjadi disebutkan karena ketimpangan upah yang didapat TKI jauh lebih rendah dibanding TKA.
Kabar ini dibagikan oleh akun Facebook Kulvityh pada 16 Desember 2020 yang menyatakan bahwa kericuhan antara TKA Tiongkok dan TKI itu terjadi di Kecamatan Morosi, Sulawesi Tenggara.
Baca Juga: Harga Bitcoin Melonjak hingga Level Tertinggi Sepanjang Masa, Ini Penjelasan CEO Investor
Berikut narasi lengkapnya:
“Innalillahi waa Innailaihi rojiun…morosi berdarah udah perang antara cina n tenaga kerja di morosi. Gimana gak baku hantam upah buruh lokal 3,7 juta, upah buruh kasa cina 8-10 juta.”
Lantas, benarkah TKA asal Tiongkok dan TKI terlibat baku hantam karena masalah upah buruh?
Berdasarkan hasil penelusuran Tim PikiranRakyat-Pangandaran.com dari laman Turn Back Hoax, kericuhan yang terjadi di Morosi disebabkan oleh demonstrasi buruh smelter nikel milik PT VDNI.
Baca Juga: Diduga Terlibat Kasus Prostitusi, Polda Jabar Amankan Artis Berinisial TA di Bandung
Demonstrasi itu dimulai sejak Senin pagi dan demonstran menuntut pengangkatan pekerja yang telah bekerja selama lebih dari 3 tahun untuk menjadi pekerja tetap, serta menuntut kenaikan upah bagi para pekerja yang sudah bekerja lebih dari satu tahun.
Awalnya demonstrasi tersebut berjalan damai tapi kericuhan dimulai saat demonstran memaksa masuk ke area pabrik dan polisi mulai menembakkan gas air mata
Berdasarkan pemaparan di atas mengenai terjadinya baku hantam antara TKA asal Tiongkok dengan TKI karena masalah upah adalah tidak benar.
Oleh sebab itu, informasi tersebut masuk ke dalam kategori hoaks misleading content atau konten yang menyesatkan.***
Artikel Rekomendasi