Indonesia Terancam Resesi, Jokowi Desak BLT Dipercepat atau Kejadian 1998 Bakal Terulang

14 September 2020, 16:58 WIB
Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi).* /Antara.//Antara

PR PANGANDARAN – Bantuan langsung tunai untuk masyarakat bak menjadi rutinitas tersendiri bagi pemerintah.

Apalagi selama pandemi Covid-19 sekarang ini, pemerintah kerap kali menggulirkan bantuan kepada masyarakat yang terdampak. Baik itu karena di-PHK atau dibatasi untuk bekerja menyusul adanya aturan untuk karantina di rumah.

Baru-baru ini, Presiden Indonesia Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi memberikan imbauan agar bantuan langsung tunai segera sampai di tangan masyarakat.

Baca Juga: Curhat Usai Disuntik Vaksin Covid-19 Lagi, Ridwan Kamil Tulis Harapan hingga Guyon Odading Mang Oleh

Percepatan pemberian bantuan langsung tunai ini untuk meningkatkan daya beli masyarakat pada kuartal III 2020.

Dalam rapat terbatasnya melalui telekonferensi video pada Senin, 14 September 2020, Jokowi mengatakan jika saat ini sedang menuju pada akhir September 2020, sehingga kuartal III akan segera berakhir.

Dengan memberikan bantuan langsung tunai yang akan menggerakkan ekonomi masyarakat, ia meyakini itu akan dapat memulihkan ekonomi Indonesia saat ini.

Baca Juga: Tak Terima Pelaku Penusukan Disebut Gila, Syekh Ali Jaber: Maaf, Dia Terlatih, Pasti Ada Dalangnya

Presiden Jokowi mengatakan, masih ada waktu sebelum akhir September 2020 untuk bisa meningkatkan daya ungkit, meningkatkan daya beli masyarakat, dan meningkatkan konsumsi rumah tangga dalam kuartal III 2020.

“Oleh karena itu, saya minta seluruh program insentif yang sifatnya cash transfer agar benar-benar diperhatikan, dipercepat,” ucapnya.

Percepatan pemberian bantuan tunai tak hanya akan memulihkan ekonomi tapi juga menghindari Indonesia dari resesi.

Baca Juga: Tak Terima Pelaku Penusukan Disebut Gila, Syekh Ali Jaber: Maaf, Dia Terlatih, Pasti Ada Dalangnya

Sebagaimana diketahui, dampak dari Covid-19 ini membuat beberapa negara mengalami resesi ekonomi, seperti Amerika Serikat, Jerman, Perancis,Italia, Korea Selatan, dan masih banyak lagi.

Sedangkan saat ini Indonesia hampir resesi karena pada kuartal II pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah minus 5,32 persen.

Jika pada kuartal III sekarang kembali minus, Indonesia sudah masuk zona resesi. Dampak terburuk yang didapat jika Indonesia mengalami resesi adalah akan terjadinya PHK besar-besaran dan kemiskinan semakin meningkat.

Baca Juga: Mengaku Spontan Tusuk Syekh Ali Jaber, Polisi: Dia Halusinasi, Dengar Informasi Langsung Ambil Pisau

Jika hal tersebut terjadi, tak menutup kemungkinan kejadian 1998 akan terjadi lagi.

Untuk menanggulangi ini, banyak bantuan yang diberikan pemerintah selama Covid-19 dalam kurun waktu 6 bulan, di antaranya bantuan sembako, bantuan sosial tunai, dan bantuan langsung tunai dana desa.

Dana desa ini merupakan pengalihan sebagian anggaran untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Baca Juga: Ragam Bantuan Pemerintah Kala Pandemi, Subsidi Upah Sasar 15,7 Juta Pekerja, Sudah Dapat yang Mana?

Selain itu, ada bantuan diskon hingga pembebasan membayar tarif listrik selama 3 bulan, subsidi melalui kartu pra kerja yang saat ini sudah membuka gelombang ke-7, bantuan subsidi kepada karyawan dengan gaji di bawah Rp5 juta yang sudah diberikan mulai 26 Agustus 2020, dan Bantuan Presiden (Banpres) Produktif kepada usaha mikro kecil sebesar Rp2,4 juta.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler