Banyak Masalah Ekonomi Terekspos ke Publik, Sri Mulyani: Nagih Utang Beda dengan Mengelola Utang

- 27 September 2020, 16:25 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani, memprediksi ekonomi Indonesia akan masuk jurang resesi pada kuartal III 2020
Menteri Keuangan Sri Mulyani, memprediksi ekonomi Indonesia akan masuk jurang resesi pada kuartal III 2020 /tim indobalinews8/pikiran-rakyat

PR PANGANDARAN – Kasus pandemi Covid-19 hingga saat ini masih menjadi keresahan bagi setiap masyarakat. 

Pasalnya, pandemi yang tengah mewabah menimbulkan banyak dampak bagi segala aktivitas, mulai dari pendidikan, pekerjaan, hingga perekonomian negara.

Baru-baru ini, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bahwa akibat pandemi, persoalan ekonomi nasional terekspos ke publik, salah satunya perihal utang negara.

Baca Juga: Gelar Blusukan Online, Gibran Pakai Virtual Box Keliling Kampung Serap Aspirasi Warga

Dilansir dari Warta Ekonomi, dalam salah satu tayangan TV Swasta pada Sabtu 26 September 2020, komedian asal Nusa Tenggara Timur (NTT) Arie Kriting menanggapi hal tersebut. 

"Kalau kondisi kayak gini kan penyakit ekonomi malah semakin terlihat, kalau dulu masih belum terlihat atau tertutupi kelemahan ekonomi kita. Kelemahan ekonomi kita itu di sektor apa sebenarnya, Ibu?

"Saya, kemarin melihat Ibu Sri Mulyani sangat konsen sekali dengan utang-utang negara, sampai menahan beberapa tokoh yang mewajibkan membayar utang-utang negara," ujarnya.

Baca Juga: Miris! Hadirkan Ribuan Orang dalam Gelaran Konser Dangdut, Kapolsek Tegal Dicopot dari Jabatannya

Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani menyampaikan bahwa saat ini  terkait persoalan kelemahan ekonomi di Indonesia sudah dikoordinasikan dengan pihak berwenang agar tidak terkontraksi lebih dalam lagi.

"Pertama dengan Covid-19 ini banyak masalah ekonomi terekspos. Ini yang kita komunikasikan, yang tadi yang dikatakan Pak Erick (Menteri BUMN ERick Thohir), makanya Pak Erick menggunakan slogan Indonesia sehat, Indonesia tumbuh, Indonesia bekerja," ungkapnya.

Sementara itu, terkait persoalan utang negara, Sri Mulyani tidak menjelaskan secara rinci. Dia hanya menegaskan bahwa terkait hal tersebut, penagihannya diselesaikan melalui lembaga di Kementerian Keuangan.

Baca Juga: Presiden Iran Tuduh Amerika Serikat Lagi-lagi Lakukan Hal 'Biadab' Gara-gara Ini

"Kalau masalah nagih utang itu beda masalah dengan mengelola utang. Kalau masalah nagih utang ya negara punya piutang.

"Berarti ada pihak ketiga yang punya utang kepada negara yang ditagih. Biasanya kalau ditagih itu menggunakan Kementerian Keuangan karena kita memiliki lembaga untuk penagihan," ujarnya.

Sri Mulyani juga menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 menimbulkan dampak yang luar biasa besarnya. Di mana, siklusnya berputar dari masalah kesehatan hingga ke persoalan sistem keuangan negara.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Kabar Ratu Dangdut Elvy Sukaesih Meninggal Dunia, Tinjau Kebenarannya

Dia mengatakan, krisis kesehatan berdampak negatif pada sektor sosial, sektor ini kemudian memberi persoalan pada kondisi perekonomian nasional, bahkan berpotensi berdampak pada sistem keuangan.

"Kalau saya menggunakannya domino efek dari masalah kesehatan jadi masalah sosial, karena masyarakat kehilangan pekerjaan, karena mereka tidak lagi bekerja dengan penuh waktu dan kemudian membuat masalah ekonomi bahkan berpotensi membuat masalah keuangan kita," ujarnya.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x