Naskah Khutbah Jumat: 9 Jenis Bertutur Kata Sesuai Alquran, Hindari 'Perkataan' Mengandung Dosa

27 November 2020, 08:10 WIB
PELAKSANAAN salat Jumat di Masjid Agung Tasikmalaya.* //Asep MS/KP

PR PANGANDARAN - Salat Jumat berjamaah merupakan kewajiban bagi Muslim laki-laki, sebagaimana diketahui, Allah Swt telah mempersiapkan ganjar bagi mereka yang menjalankan salah Jumat dan mendengarkan khutbah.

Khutbah Jumat biasanya mengangkat tema-tema yang tengah ramai di masyarakat, salah satunya terkait polemik adu argumen yang belakangan terjadi, antara publik figur dengan ulama.

Adapun naskah khutbah Jumat yang bisa dijadikan referensi untuk khotib untuk disampaikan kepada para jamaah, berkaitan dengan lisan.

Baca Juga: Blak-blakkan Akui Blokir Instagram Rossa, Deddy Corbuzier: Dia Terlalu Cantik, Takut Tergoda Gue

Perlu diketahui, lisan bisa jadi penentu seseorang dimasukan ke dalam neraka atau surga. Sebab lisan bisa melukai seseorang yang nantinya mengundang murka Allah Swt.

Untuk itu, berikut 9 macam perkataan dalam Al-Qur'an yang dapat dijadikan panduan dalam bertutur kata, dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari NU Online.

Pertama, qaulan ma‘rûfan (perkataan yang baik)

'Qaulan ma‘rûfan' berarti perkataan baik yang sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat seperti yang dibaha KH M. Quraish Shihab.

Baca Juga: Media Asing Soroti Kasus Millen Cyrus, Sebut Aktivis Indonesia Marah karena 'Menganiaya Transgender'

Selain itu, qaulan ma’rufan berarti pula perkataan yang pantas dengan status sosial yang berlainan, tidak menyinggung perasaan, serta pembicaraan yang mendatangkan kemaslahatan.

Seorang guru berutur kata yang santun, pejabat bertutur kata yang beretika. Pun dengan seorang dai, tokoh masyarakat, petinggi ormas, dan lainnya hendaknya bertutur kata dengan ma’ruf, sesuai dengan kondisi sosial dan budaya.

Kedua, qaulan sadîdan (perkataan yang tegas dan benar)

'Qaulan sadîdan', perkataan yang benar, tegas, jujur, lurus, to the point, tidak berbelit-belit dan tidak bertele-tele. Yakni suatu pembicaraan, ucapan, atau perkataan yang benar, baik dari segi substansi (materi, isi, pesan) maupun redaksi (tata bahasa).

Baca Juga: Adipati Dolken Segera Persunting Canti Tachril, Ini Bocoran Data dan Penjelasan Petugas KUA

Ketiga, qaulan layyinan (perkataan yang lemah lembut)

'Qaulan layyinan' adalah penyampaian pesan yang lemah lembut dengan suara yang enak didengar, lunak, tidak memvonis, memanggilnya dengan panggilan yang disukai, penuh keramahan, sehingga dapat menyentuh hati.

Ibnu Katsir dalam Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan, bahwa yang dimaksud layina ialah kata kata sindiran, bukan dengan kata kata terus terang atau lugas, apalagi kasar.

Keempat, qaulan maisûran (perkataan yang mudah)

Qaulan maisûran berarti berkata dengan mudah atau gampang. Yakni mudah dicerna dan mudah dimengerti oleh orang lain. Perkataan ini juga mengandung empati kepada lawan bicaranya, menyenangkan, memberikan harapan , dan memotivasi orang lain untuk mendapatkan kebaikan. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Baca Juga: Ramalan Zodiak Aries, Cancer, Leo, Virgo Jumat 27 November 2020: Takdir Cinta, Tips Sehat dan Karier

Kelima, qaulan balîghan (perkataan yang membekas pada jiwa)

Qaulan balîghan adalah perkataan yang efektif, tepat sasaran, komunikatif, mudah dimengerti, langsung ke pokok masalah, dan tidak berbelit-belit.

Agar komunikasi tepat sasaran, gaya bicara dan pesan yang disampaikan hendaklah disesuaikan dengan kadar akal seseorang atau khalayak dan menggunakan bahasa yang mengesankan kepada jiwa mereka.

Keenam, qaulan karîman (perkataan yang mulia)

Qaulan karîman adalah perkataan yang mulia, dibarengi dengan rasa hormat dan mengagungkan, enak didengar, lemah-lembut, dan bertata krama.

Baca Juga: Babak Baru Kasus Penggelapan Dana, Maybank Bersedia Ganti Rugi Sebesar Rp16,8 Miliar pada Nasabah

Dalam konteks QS Al-Isra’: 23, perkataan yang mulia wajib dilakukan saat berbicara dengan kedua orang tua. Kita dilarang membentak mereka atau mengucapkan kata-kata yang sekiranya menyakiti hati mereka.

Qaulan karîman harus digunakan khususnya saat berkomunikasi dengan kedua orang tua atau orang yang harus kita hormati.

Ketujuh, qaulan tsaqîlan (perkataan yang penuh makna)

Qaulan tsaqîlan yakni perkataan yang berbobot dan penuh makna, memiliki nilai yang dalam, memerlukan perenungan untuk memahaminya, dan bertahan lama.

Dengan demikian qaulan tsaqîlan juga berarti kata-kata yang syarat makna dari seorang ahli hikmah, sufi, ataupun filosof. Qaulan tsaqîlan biasanya memuat sebuah konsep pemikiran yang mendalam baik secara intelektual maupun spiritual.

Kedelapan, ahsanu qaulan (perkataan yang terbaik)

Ahsanu qaulan adalah menyampaikan perkataan dengan pilihan kata terbaik. Allah berfirman dalam QS Fushshilat ayat 33:

Baca Juga: Mitos atau Fakta: Orang yang Cenderung Sinis Rentan Terserang Penyakit Jantung, Simak Penjelasannya

وَمَنْ اَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّنْ دَعَاۤ اِلَى اللّٰهِ وَعَمِلَ صَا لِحًا وَّقَا لَ اِنَّنِيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

"Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, Sungguh, aku termasuk orang-orang Muslim (yang berserah diri)?" (QS Fushshilat: 33).

Kesembilan, qaulan 'adhîman (perkataan yang mengandung dosa besar)

Berbeda dengan 8 qaulan sebelumnya, qaulan ‘adhîman ini merupakan ujaran yang mengandung penentangan yang nyata terhadap perintah Allah dan Rasul-Nya.

Termasuk jenis qaulan ‘adhîman adalah setiap ujaran kebencian yang mengandung permusuhan dan penipuan. Perkataan jenis ini mudah sekali dijumpai di era internet.

Baca Juga: Hari Raya Natal dan Tahun Baru Sebentar Lagi, Mendag Pastikan Harga Bahan Pokok Masih Stabil

Demikian 9 macam qaulan dalam Al-Qur'an yang bisa menuntun kita dalam bertutur kata. Semoga bermanfaat dan menjadi wasilah kebaikan bagi kita semua, Amiin ya rabbal’alamin.

Terkait materi khutbah di atas diambil langsung dari laman NU Online, semoga bisa menjadi referensi berkhutbah di Jumat penuh berkah ini.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: NU Online

Tags

Terkini

Terpopuler