Ini 5 Alasan Mengapa Pelecehan Verbal Sangat Berbahaya, Rasa Sakit Bisa Bertahan Seumur Hidup

28 September 2021, 06:45 WIB
Ilustrasi - Bahaya dari pelecehan verbal. /Anemone123 / Pixabay/

PR PANGANDARAN – Ketika orang memikirkan kekerasan atau pelecehan, orang sering kali memikirkan stereotip yang menyertainya.

Kerap kali kekerasan atau pelecehan juga terkait dengan pelecehan verbal dalam konteks hubungan romantis atau hubungan orang tua-anak.

Dan perilaku toxic seperti pelecehan verbal ini juga dapat mempengaruhi dan juga dapat berisiko sangat berbahaya bagi seseorang.

Baca Juga: Prediksi Ikatan Cinta 28 September 2021: Andin, Mama Rosa, dan Reyna Hampir Teracuni oleh Rendy?

Ketahui alasan mengapa pelecehan verbal merupakan suatu hal yang sangat berbahaya.

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Psych2go, berikut 5 alasan mengapa pelecehan verbal sangat berbahaya.

1. Rasa Sakit Bertahan Seumur Hidup

Menurut Springer et al. (2003), rasa sakit emosional akibat pelecehan verbal dapat menyebabkan gejala sisa kesehatan jangka panjang dan dapat menghantui seseorang seumur hidup.

Baca Juga: Persib Bandung vs Persikabo Berakhir Imbang, Robert Rene Lakukan Evaluasi Pemain

Yang lebih mengerikan adalah bahwa dengan mengingat kembali peristiwa yang dialami, dapat memicu Anda untuk mendapatkan kembali seluruh narasi rasa sakit.

2. Merusak Harga Diri dan Menyebabkan Masalah Kesehatan Mental Seumur Hidup

Menurut Dr. Jolanta Mackowicz dari Pedagogical University of Cracow di Polandia (2013), kekerasan verbal anak dalam hubungan antara orang tua dan guru memiliki kekuatan penyebab, karena kedua figur dewasa ini menciptakan citra “diri” pada seorang anak, sebagai cara memahami dan menilai diri mereka sendiri.

Harga diri adalah sikap terhadap diri sendiri, terutama terhadap kemampuan yang dimiliki. Ini adalah bagian penting dari kesadaran diri.

Baca Juga: Krisdayanti Beri Nasihat Ini untuk Atta dan Aurel soal Berita yang Beredar: Stay Positive

Orang-orang membentuk harga diri mereka sepanjang hidup mereka.

Namun, upaya pertama untuk membentuk citra "diri" muncul pada awal periode prasekolah.

Kritik dan penekanan pada kegagalan dan kesalahan hanya dengan kurangnya pujian memiliki efek negatif pada kepribadian yang berkembang, itu mendistorsi citra "diri" seseorang, menurunkan harga diri anak dan merusak perkembangannya karena mencegah anak mencapai potensi penuhnya.

Baca Juga: Ultah ke-43, Mongol Stres Siapkan Konten Menguak Dunia Kegelepan, Tayang 1 Oktober 2021

3. Sistem Pendukung Sering Kali Hilang, Baik dari Keluarga atau Orang Terdekat

Pukulan, tendangan, beberapa pukulan dilemparkan ke arah Anak dapat meninggalkan memar dan luka di kulit.

Lalu, keesokan harinya, saat sang Anak pergi ke sekolah, Ada kemungkinan besar bahwa guru atau temannya akan melihat tanda dan menanyainya tentang hal tersebut.

Sama halnya dengan kekerasan fisik Anak yang mengalami kekerasan verbal, seperti dipanggil dengan nama yang konyol dan hinaan, ayahnya mengatakan bahwa dia tidak layak mendapatkan perhatiannya.

Baca Juga: Bobby iKON dan Tunangannya Menyambut Kelahiran Anak Pertama

Ini akan menciptakan bekas dan memar yang tak terhapuskan di hatinya.

Lalu, saat ia pergi ke sekolah, akan ada kemungkinan besar guru akan mengasosiasikan dengan kemalasan, daripada mencoba menggali lebih dalam ke akarnya.

Sementara orang bersimpati dengan rasa sakit fisik orang lain, mereka hampir selalu meremehkan penderitaan emosional mereka.

Baca Juga: Squid Game Diterpa Isu Jiplak Film Jepang, Sutradara: Memang Benar Mirip

4. Dapat Menyebabkan Gangguan Makan

Penganiayaan anak, yang meliputi pelecehan fisik, seksual dan emosional, pengabaian fisik, emosional, dan paparan anak terhadap kekerasan pasangan intim diakui sebagai faktor risiko non-spesifik untuk gangguan makan dan perilaku makan yang tidak teratur.

Ketika anak-anak dilecehkan secara emosional, mereka mungkin mengembangkan keyakinan negatif pada kemampuan sendiri, perasaan tidak mampu dan tidak dicintai.

Dalam skenario ini, bisa menjadi sulit untuk mengekspresikan emosi dan ini dapat menyebabkan perilaku kacau dan impulsif, yang sering dikaitkan dengan gangguan makan, seperti pesta makan yang diikuti dengan pembersihan.

Baca Juga: Andi Mallarangeng Unggah Tweet SBY: Selalu Menginspirasi

5. Menyebabkan Migrain Dan Sakit Kepala Parah

Pelecehan verbal juga dapat menyebabkan migrain dan sakit kepala parah kepada korban yang mengalami.

Hal ini terbukti dari sejumlah studi berbasis praktik oleh Felitti, 1991; Mc Cauley et al., 1997 dan berbasis populasi oleh Golding, 1999; Fuh, Wang & Juang, 2010, yang menunjukkan hubungan sederhana antara sakit kepala dan pelecehan pada masa kanak-kanak.

Untuk itu, ketahuilah bahwa kekerasan secara verbal memiliki resiko yang sangat berbahaya terhadap korban yang mengalaminya.

Jika Anda merasakan bahwa Anda mengalami penyebab dari kekerasan verbal, barangkali hendaklah Anda untuk mengkonsultasikannya kepada para ahli.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Psych2Go

Tags

Terkini

Terpopuler