Hukum Memakai Minyak Wangi di Bulan Ramadhan, Tidak Batalkan Puasa Tapi Bersifat Makruh

- 14 April 2021, 04:00 WIB
Hukum Memakai Minyak Wangi di Bulan Ramadhan, Tidak Batalkan Puasa Tapi Bersifat Makruh.
Hukum Memakai Minyak Wangi di Bulan Ramadhan, Tidak Batalkan Puasa Tapi Bersifat Makruh. /pexels

Hal ini karena dalam minyak wangi ada kandungan makna kemewahan yang tidak sesuai dengan tujuan dari puasa.

Baca Juga: Persiapan Kualifikasi Piala Dunia 2022, PSSI Menggelar Pemusatan Latihan di Jakarta

Namun hukum makruh memakai minyak wangi saat puasa di bulan Ramadha ini akan hilang saat sudah masuk waktu magrib atau malam hari.

Hal itu dijelaskan dalam kitab al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah:

وقال الشّافعيّة : يسنّ للصّائم ترك شمّ الرّياحين ولمسها . والمراد أنواع الطّيب ، كالمسك والورد والنّرجس ، إذا استعمله نهارا لما فيها من التّرفّه ، ويجوز له ذلك ليلا ، ولو دامت رائحته في النّهار ، كما في المحرم

Baca Juga: Indonesia Gelar Event Internasional, FIBA Asia Cup 2021 Jadi Moment Pembuktian

“Para ulama Syafi’iyyah berkata: Disunnahkan bagi orang yang berpuasa untuk tidak mencium wangi-wangian dan memegangnya. Maksud dari wangi-wangian adalah berbagai macam parfum, seperti wangi misik, bunga mawar dan bunga bakung ketika dipakai pada saat siang hari, sebab dalam menggunakan wangi-wangian terkandung makna kemewahan. Dan boleh menggunakan wangi-wangian saat malam hari, meskipun harum wanginya menetap sampai siang hari, seperti halnya hukum bagi orang yang muhrim” (Kementrian Wakaf dan Urusan Keagamaan Kuwait, al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah, juz 13, hal. 178).

Hal yang sama dijelaskan dalam kitab Hasyiyah I’anah at-Thalibin:

(وتطيب) لغير صائم على الاوجه (قوله: لغير صائم) أي غير محرم. أما الاول فيكره له استعمال الطيب. وأما الثاني فيحرم

Baca Juga: Bahas Raja Salman Ogah Riba, Arie Untung Disebut Keliru: Pas ke Indonesia Ngutangin Duit Juga Gitu

“Dan disunnahkan (saat hari Jumat) menggunakan wewangian, kecuali bagi orang yang berpuasa menurut qaul awjah dan kecuali bagi orang yang sedang ihram. Menggunakan wewangian dihukumi makruh bagi orang yang berpuasa dan haram bagi orang yang ihram” (Syekh Abu Bakr Muhammad Syatha, Hasyiyah I’anah at-Thalibien, juz 2, hal. 97).

Halaman:

Editor: Mela Puspita

Sumber: Instagram NU Online @nuonline_id


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x