Mitos atau Fakta: Tidur Kurang dari 8 Jam Bisa Sebabkan Stres Akut hingga Sakit Ginjal? Simak Kata Ahli

- 20 April 2021, 14:00 WIB
Mitos atau Fakta: Benarkah Tidur Kurang dari 8 Jam Bisa Sebabkan Stres Akut? Simak Kata Ahli
Mitos atau Fakta: Benarkah Tidur Kurang dari 8 Jam Bisa Sebabkan Stres Akut? Simak Kata Ahli /Pixabay

PR PANGANDARAN - Kurang tidur merupakan keadaan jangka panjang yang disebabkan oleh waktu tidur yang tak tercukupi, yaitu tidur kurang dari 8 jam.

Pada tingkat yang akut, tidur kurang dari 8 jam bisa menjadi hal yang berbahaya untuk kesehatan, seperti stres tingkat aku, metabolisme yang menurun, hingga masalah jantung dan sakit ginjal, lebih parah lagi kematian.

Banyak ahli medis mengatakan, tidur kurang dari 8 jam sangat berbahaya bagi tubuh. Namun, masih banyak orang yang belum bisa berhenti untuk begadang dan akhirnya kurang tidur.

Baca Juga: Ashanty Tanggapi Soal Keinginan Atta Punya 15 Anak Dikecam Berbagai Pihak: Rasain Aja Dulu!

 

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of American Heart Association mengungkapkan, kurang tidur dari 8 jam dapat hampir dua kali lipat risiko kematian pada orang dengan sindrom metabolik.

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari FOOD NDTV, penelitian lebih lanjut mengungkapkan, orang dengan sindrom metabolik yang tidur lebih dari enam jam sekitar 1,49 kali lebih mungkin meninggal akibat stroke.

Sebaliknya, mereka yang tidak bisa tidur enam jam sekitar 2,1 kali lebih mungkin meninggal karena penyakit jantung atau stroke.

Baca Juga: Rio Reifan Kembali Diciduk Polisi ke Empat Kalinya Terkait Narkoba

"Jika Anda memiliki beberapa faktor risiko penyakit jantung, jaga tidur Anda dan konsultasikan dengan dokter jika Anda kurang tidur adalah penting jika Anda ingin menurunkan risiko kematian akibat penyakit jantung atau stroke," kata Asisten Profesor di University of Pennsylvania, Julio Fernandez-Mendoza.

Dalam penelitian ini, para peneliti memilih 1.344 orang dewasa dengan usia rata-rata 49 tahun, 42 persen pria yang diharuskan untuk menghabiskan satu malam di laboratorium tidur.

Berdasarkan hasil, tim menyimpulkan bahwa sekitar 39,2 persen dari peserta memiliki setidaknya tiga faktor risiko - indeks massa tubuh (BMI) lebih tinggi dari 30 dan peningkatan kolesterol total, tekanan darah, gula darah puasa dan kadar trigliserida.

Baca Juga: Disentil Netizen Bertemu Wanita Lain Saat Istri Sakit, Ridwan Kamil: Tugas Negara Bos!

Selama rata-rata tindak lanjut 16,6 tahun, 22 persen dari peserta meninggal.

"Percobaan klinis di masa depan diperlukan untuk menentukan apakah memperpanjang tidur, dalam kombinasi dengan menurunkan tekanan darah dan glukosa, meningkatkan prognosis orang dengan sindrom metabolik," papar Fernandez-Mendoza mengenai pentingnya penelitian di masa depan di daerah tersebut.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Food Ndtv


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah