Persembahkan Dupa hingga Mandikan Patung, Begini Makna Tradisi Unik Itu Bagi Umat Buddha di Hari Waisak

- 25 Mei 2021, 16:06 WIB
Sambut Hari Waisak, berikut sejumlah tradisi unik bagi umat Buddha, mulai dari mempersembahkan dupa hingga memandikan patung.
Sambut Hari Waisak, berikut sejumlah tradisi unik bagi umat Buddha, mulai dari mempersembahkan dupa hingga memandikan patung. //Pixabay/4144132

PR PANGANDARAN - Peringatan Hari Waisak akan dilaksanakan umat Buddha seluruh dunia pada Rabu, 26 Mei 2021.

Tentu ada serangkaian yang akan dilakukan umat Buddha di seluruh dunia untuk memperingati Hari Waisak kali ini.

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari situs berita Singapore Tatler, umat Buddha akan melakukan beberapa tradisi unik dan berikut maknanya.

Seperti diketahui, umat Buddha tersebar di negara India, Thailand, Singapura dan Korea, termasuk Indonesia.

Baca Juga: Dijual Rp60 Juta Meski Berwujud Menyeramkan, Khofifah Jelaskan Manfaat Ikan Malong

Oleh karenanya, ada serangkaian tradisi unik masing-masing untuk hormati Hari Waisak.

Namun pada umumnya, umat Buddha akan pergi ke pura saat fajar mulai menyingsing untuk menyanyikan puji-pujian untuk menghormati sang Buddha, ajaran dan muridnya.

Tidak hanya itu, bendera Buddha akan dikibarkan sembari menyanyikan himne.

Beberapa umat Buddha juga bahkan ada yang akan tinggal di pura saat Hari Waisak.

Baca Juga: Sudah Berada di Pusat Rehabilitasi, Anak Palestina Ini Tewas Gegara Ingin Ambil Alat Pembuat Roti

Umat Buddha juga akan melakukan perbuatan baik di Hari Waisak.

Mereka percaya, perbuatan baik yang mereka lakukan akan melipat gandakan pahalanya.

Saat Hari Waisak, umat Buddha biasanya mempersembahkan bunga layu, lilin dan dupa di pura.

Makna dari lilin dan dupa yang dibakar dan adanya bunga layu itu adalah untuk mengingatkan kepada umat manusia bahwa hidup ini hanya sementara.

Baca Juga: Bocah 3 Tahun Asal Inggris Punya IQ Mendekati Einsten, Dibuktikan Melalui Tes Mensa

Kehidupan di dunia ini akan berlalu begitu cepat, segala sesuatu pun juga akan membusuk hingga akhirnya lenyap.

Sementara itu, ritual sakral lainnya adalah memandikan patung Buddha dengan tuangkan air ke atasnya.

Maknanya, umat Buddha agar tidak lupa untuk menjernihkan segala pikiran dari pikiran negatif dan kebencian, serta untuk memperingati hari kelahiran sang Buddha.

Selain itu, patung-patung Sang Buddha akan diterangi dengan lilin di akhir ritual mereka.

Prosesi menyalakan lilin di sepanjang jalan pun juga akan dilakukan oleh umat Buddha. ***

 

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Singapore Tatler


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah