Beda Virus Nipah dan Covid-19, Kenali Perbedaan Gejala hingga Cara Pengobatan

- 10 September 2021, 18:20 WIB
Ilustrasi. Simak penjelasan mengenai virus Nipah dan Covid-19.
Ilustrasi. Simak penjelasan mengenai virus Nipah dan Covid-19. /Pixabay/ mattthewafflecat/

PR PANGANDARAN - Virus corona atau Covid-19 dengan virus Nipah yang berasal dari Malaysia mungkin memiliki kesamaan yang membuat keduanya nampak serupa.

Kendati tampak serupa, Covid-19 dan virus Nipah ini sangatlah berbeda mulai dari perbedaan gejala, pengobatan hingga detail lainnya.

Meski memiliki kesamaan dan tampak serupa, virus Nipah dan Covid-19 belum memiliki obat untuk menyembuhkannya. 

Baca Juga: Prediksi Ikatan Cinta 11 September 2021: Al Dapatkan Bukti Baru hingga Siap Penjarakan 'Musuhnya'

Berikut PikiranRakyat-Pangandaran.com telah merangkum gejala, pengobatan, dan perbedaan lain dari virus Nipah dan Covid-19, sebagaimana diberitakan PR Cirebon dalam artikel 'Virus Nipah vs Corona: Gejala, Pengobatan, dan Detail Lain yang Perlu Anda Ketahui'.

1. Nipah adalah Infeksi Zoonosis

Menurut para ahli, virus Nipah merupakan penyakit menular yang ditularkan antar spesies, baik dari hewan ke manusia atau sebaliknya (zoonosis)

Virus ini pertama kali diidentifikasi di Malaysia, di sebuah desa bernama Sungai Nipah pada tahun 1999 silam.

Baca Juga: Bilqis Anak Ayu Ting Ting Senang Bertemu Ivan Gunawan, Akui Suka Dipeluk sang Desainer

Virus ini memiliki inang berupa babi, kelelawar buah, anjing, kambing, kucing, kuda, dan domba. Namun, virus Nipah diyakini berada dipelihara alam oleh rubah terbang atau sejenis kelelawar buah.

Sementara itu, asal-usul Covid-19 yang ditemukan pada 2019 lalu belum diketahui secara jelas.

Ahli masih berdebat sengit terkait asal-usul Covid-19, apakah itu berasal dari kebocoran laboratorium atau pasar hewan di Wuhan, Tiongkok.

Baca Juga: Lirik Lagu Memilih Aku - Tiara Andini feat Arsy Widianto

2. Virus Nipah dan Covid-19 Tak Memiliki Obat

Virus Nipah dan Covid-19 hingga saat ini masih belum memiliki obat untuk menyembuhkannya.

"Saat ini, tidak ada perawatan berlisensi yang tersedia untuk infeksi virus Nipah (NiV). Perawatan terbatas pada perawatan suportif, termasuk istirahat, hidrasi, dan pengobatan gejala yang muncul," kata Pusat Pengendalian Penyakit di India.

CDC menambahkan bahwa ada "perawatan imunoterapi (terapi antibodi monoklonal) yang saat ini sedang dikembangkan dan dievaluasi untuk pengobatan infeksi NiV".

Baca Juga: Resmi Debut Solo, Lisa BLACKPINK Ungkap Pemikiran tentang Album Solo LALISA

3. Nipah Lebih Mematikan Tapi Kurang Menular

Menurut jaringan Global Virus, R0 (R nol) dari virus Nipah diperkirakan 0,43 persen, sementara tingkat kematian adalah 45 persen hingga 70 persen.

Tetapi R0 Covid-19 (virus corona) sangat berfluktuasi dan telah beberapa kali di atas angka 1 persen di India dan di luar hingga disebut mudah menular.

Wabah virus Nipah tercatat di Malaysia, Singapura, Bangladesh dan India.

Baca Juga: 5 Fakta Kesulitan yang Lisa BLACKPINK Atasi di Perjalanannya Menuju Kesuksesan

Virus ini juga ditemukan menyerang kelelawar di negara-negara, termasuk Kamboja, Indonesia, Madagaskar, Thailand, dan Timor-Leste.

Di sisi lain, kasus Covid-19 telah dilaporkan di 221 negara dan wilayah di seluruh dunia dengan banyak varian atau mutasi.

Gejala Covid-19 bisa berupa di antaranya demam, batuk kering, kelelahan, sakit dan nyeri, kehilangan penciuman dan sebagainya.

Baca Juga: 3 Zodiak Ini Akan Rasakan Kesedihan tentang Cinta Mulai 10–13 September 2021

 "Untuk Covid-19, data hingga saat ini menunjukkan bahwa 80 persen infeksi ringan atau tanpa gejala, 15 persen adalah infeksi berat, membutuhkan oksigen dan 5 persen adalah infeksi kritis, membutuhkan ventilasi," kata WHO.

"Fraksi ini dari infeksi parah dan kritis. infeksi akan lebih tinggi dari apa yang diamati untuk infeksi influenza," sambungnya.

Infeksi virus Nipah pada manusia menyebabkan berbagai presentasi klinis.

Baca Juga: Wayne Rooney: Cristiano Ronaldo Masih Bisa Bermain hingga Usia 40 Tahun

Orang yang terinfeksi virus Nipah awalnya akan mengalami demam, sakit kepala, mialgia (nyeri otot), muntah hingga sakit tenggorokan.

Gejala ini biasanya diikuti oleh pusing, kantuk, kesadaran yang berubah, dan tanda-tanda neurologis yang menunjukkan ensefalitis akut.***(Putri Amalia Zubaedah/PR Cirebon)

Editor: Nur Annisa

Sumber: PR Cirebon


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah