5 Tanda Anda Mengalami Luka Masa Kecil, Salah Satunya Emosi yang Bergejolak

- 28 September 2021, 06:00 WIB
Ilustrasi - stres karena luka masa kecil.
Ilustrasi - stres karena luka masa kecil. /Unsplash.com/ Usman Yousaf

PR PANGANDARAN – Menurut penelitian, luka yang dialami oleh seseorang saat masa kecil dapat mempengaruhi gelombang emosi yang kuat dan reaksi fisik yang mungkin bertahan lama setelah kejadianny.

Selain itu, luka masa kecil juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan sehari-hari seperti pekerjaan, sekolah, sosial, dan kehidupan hubungan saat orang tersebut beranjak dewasa.

Apakah Anda mengalami gejala pribadi yang menunjukkan demikian? Kenali tanda bahwa Anda mengalami luka masa kecil pada tulisan di bawah ini.

Baca Juga: Prediksi Ikatan Cinta 28 September 2021: Andin, Mama Rosa, dan Reyna Hampir Teracuni oleh Rendy?

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Psych2go, berikut 5 tanda bahwa Anda mengalami luka masa kecil.

1. Cenderung Berprilaku Negatif

Orang dewasa yang hidup dengan trauma masa kanak-kanak akan menunjukkan beberapa kecenderungan perilaku seperti:

- Paksaan;

- Gangguan Makan;

- Impulsif;

- Isolasi;

- Mati rasa atau tidak berperasaan;

- Disorientasi umum;

Baca Juga: Persib Bandung vs Persikabo Berakhir Imbang, Robert Rene Lakukan Evaluasi Pemain

Jika diri Anda menunjukkan satu atau dua gejala ini, mungkin saja itu berhubungan dengan pengalaman masa kecil Anda yang buruk.

Saat Anda tumbuh dalam ketakutan atau di bawah tekanan konstan, sistem respons stres tubuh Anda kemungkinan tidak berkembang secara normal.

Lalu, ketika terkena tingkat stres biasa sebagai orang dewasa, tubuh Anda mungkin secara otomatis merespons seolah-olah di bawah tekanan yang ekstrim.

Baca Juga: Krisdayanti Beri Nasihat Ini untuk Atta dan Aurel soal Berita yang Beredar: Stay Positive

Anda juga dapat melakukan perilaku berisiko seperti gangguan makan, olahraga berlebihan, dan penyalahgunaan obat atau zat.

Ingatlah bahwa ini hanyalah gejala umum dari korban trauma.

Beberapa mungkin menampilkan sejumlah ini sementara beberapa tidak menunjukkan sama sekali.

Diagnosis dari tenaga profesional merupakan hal penting dan merupakan langkah yang disarankan untuk pemulihan.

Baca Juga: Ultah ke-43, Mongol Stres Siapkan Konten Menguak Dunia Kegelepan, Tayang 1 Oktober 2021

2. Miliki Rasa Takut Keintiman

Mungkinkan Anda merasa bahwa Anda memiliki masalah komitmen atau mengalami sulitnya menjalin hubungan karena Anda merasa mereka mengharapkan lebih dari apa yang dapat Anda berikan.

Memiliki pengalaman masa kecil yang buruk dapat menyulitkan Anda untuk membentuk keterikatan atau hubungan karena takut akan kepercayaan.

Misalnya, jika Anda terus-menerus dikritik sebagai anak kecil dan dihadapkan pada cinta bersyarat, Anda mungkin akan merasa sulit untuk membalas perasaan sebagai orang dewasa.

Baca Juga: Bobby iKON dan Tunangannya Menyambut Kelahiran Anak Pertama

Ini terbukti dapat menjadi perjuangan dalam situasi sosial apa pun yang Anda hadapi.

Terapi dapat menjadi cara penyembuhan yang aman dan terbukti.

Jika Anda merasa itu langkah yang terlalu besar, Anda juga dapat mencoba membuka diri kepada orang yang Anda cintai dan orang lain yang Anda percayai.

Dengan langkah kecil ini, akan dapat membantu Anda.

Baca Juga: Squid Game Diterpa Isu Jiplak Film Jepang, Sutradara: Memang Benar Mirip

3. Menganggap Diri Rendah

Jika Anda tipe orang yang menutup diri di bawah tekanan dan mengalami kesulitan dalam konfrontasi dan berbicara untuk diri sendiri.

Ini merupakan ciri-ciri yang berasal dari perlakuan orang tua di masa kecil Anda.

Baik itu orang tua atau wali Anda terlalu overprotektif atau terlalu mengekang.

Baca Juga: Andi Mallarangeng Unggah Tweet SBY: Selalu Menginspirasi

Jika Anda berbicara tentang sesuatu yang menantang mereka, Anda akan menerima hukuman sebagai balasannya.

Peristiwa-peristiwa ini dapat menyebabkan Anda memiliki ketakutan di tahun-tahun berikutnya ketika ditempatkan dalam situasi yang sama.

Anda mungkin juga merasa tidak layak atau tidak cukup mampu untuk membuat perubahan positif dalam hidup Anda.

Terapi dan menggabungkan praktik penerimaan diri dapat membantu Anda dalam memiliki pandangan yang lebih baik tentang diri sendiri.

Baca Juga: Jarang Muncul di TV, Ini 5 Potret Terbaru Dominique Sanda Pemeran Mbak Yul di Tuyul dan Mbak Yul

4. Emosi yang Bergejolak

Jika Anda cenderung bertindak sebelum berpikir atau Anda kerap mengalami ledakan emosi secara teratur.

Ini merupakan tanda bahwa Anda mengalami luka di masa kecil.

Para penyintas trauma seringkali memiliki akar ketidakamanan yang membuat mereka tidak dapat berhubungan dengan orang lain.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Besok 28 September 2021: Pisces Waspada Soal Harta, Aries Tak Suka Balas Dendam

Karena itu, Anda mungkin merasa banyak orang menentang Anda karena sesuatu yang Anda lakukan.

Anda sensitif terhadap kata-kata dan tindakan mereka dan cenderung menganggapnya negatif.

Mungkin ide yang baik untuk mengelilingi diri Anda dengan orang-orang sabar yang memahami apa yang Anda alami.

Baca Juga: Ilmuwan Beri Peringatan, Tanda Kepunahan Massal di Bumi Kian Meningkat

Juga, bersikap baiklah pada diri sendiri dan luangkan waktu kapan pun Anda merasa emosi Anda semakin menguasai Anda.

Harap diingat bahwa peristiwa malang ini tidak mendefinisikan Anda sebagai pribadi dan Anda akan melewati ini.

5. Menginternalisasi Narsisme

Narsistik yakni gangguan kepribadian dengan kondisi mental di mana orang memiliki perasaan yang besar tentang pentingnya mereka.

Baca Juga: Mengenal Tugu Pal Putih Yogyakarta, Awalnya Lebih Tinggi daripada Sekarang

Biasanya seseorang narsistik, akan membutuhkan perhatian dan kekaguman yang berlebihan, serta kurangnya empati terhadap orang lain.

Para ahli mengatakan bahwa ketika seorang anak terjebak dalam sistem hubungan narsistik dengan orang tua, mereka menginternalisasi narsisme atau mengeksternalkannya dengan memproyeksikan rasa malu, bersalah, penghinaan, dan ketakutan kepada orang lain.

Barangkali Anda mengalami beberapa tanda di atas dalam diri Anda, atau Anda mengenal orang lain yang menunjukkan gejala tersebut, cobalah untuk meminta bantuan kepada ahlinya dengan melakukan terapi, atau dapat juga melakukan terapi keluarga, dan menghadiri kelas parenting.

Jika Anda merasa ini adalah langkah besar yang belum siap Anda lakukan, berbicaralah dengan teman dekat atau orang yang Anda cintai selalu tersedia.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Psych2Go


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah