Percaya Komunisme Bakal Bangkit, Mata-mata Uni Soviet George Blake Meninggal Dunia Usai...

27 Desember 2020, 19:57 WIB
Mantan Mata-mata Perang Dunia II George Blake Meninggal /east2west news via Daily Star

PR PANGANDARAN - Negeri Beruang Merah baru saja kehilangan tokoh pentingnya dalam sejarah. George Blake, mata-mata Uni Soviet yang terkenal di era Perang Dingin ini meninggal di Rusia pada Sabtu, 26 Desember 2020 pada usia 98 tahun.

Presiden Rusia Vladimir Putin, lewat pesan belasungkawa yang diterbitkan oleh Kremlin,  mengatakan kalau Blake adalah seorang profesional dengan keberanian khusus yang memberikan kontribusi tak ternilai bagi keseimbangan strategis global dan perdamaian.

“Memori orang legendaris ini akan tersimpan selamanya di hati kita,” tulis Vladimir Putin, seperti dilansir PikiranRakyat-Pangandaran.com dari laman Reuters pada Sabtu, 26 Desember 2020.

Baca Juga: Trump Bebaskan 4 Orang Pembunuh AS, Adam Schiff: Ini untuk Politisi Korup yang Mendukungnya!

Mulanya, George Blake merupakan seorang mantan agen intelijen rahasia Inggris, MI6 yang terkenal di masa-masa Perang Dingin. Namun, dirinya kemudian dianggap mengkhianati Inggris dan lebih berpihak kepada Uni Soviet.

Lahir di Rotterdam, Belanda pada 11 November 1922, Blake merupakan warga Inggris yang dinaturalisasi karena memiliki keturunan Belanda dari sang ibu dan Yahudi Mesir dari sang ayah.

Saat Perang Dunia Kedua, Blake melarikan diri dari Belanda dan menetap di Inggris pada Januari 1943. Setelah bergabung dengan angkatan laut Inggris, dia mulai bekerja untuk Badan Intelijen Rahasia Inggris, MI6, pada tahun 1944.

Baca Juga: Sempat Akan Dipisah, Kembar Marcel dan Mischa Chandrawinata Beberkan Rencana sang Ibu Semasa Kecil

Tahun 1948 sampai 1953, Blake ditugaskan ke Seoul, Korea Selatan. Sempat ditangkap dan dipenjara, di sana ia malah kagum dengan ideologi komunis dan geram dengan pemboman AS terhadap Korea Utara.

Setelah dibebaskan, Blake kembali ke Inggris dan pada tahun 1955 dikirim oleh MI6 ke Berlin untuk mengumpulkan informasi tentang mata-mata Soviet. Tapi, ternyata dia juga memberikan rahasia ke Moskow tentang operasi Inggris dan AS.

“Saya bertemu dengan seorang kawan Soviet sekitar sebulan sekali,” tuturnya dalam wawancara tahun 2012 yang diterbitkan oleh surat kabar pemerintah Rusia, Rossiyskaya Gazeta.

Baca Juga: Taylor Swift Digantikan Brad Paisley, Warganet: Langkah Buruk Nashville, Ada Apa Sebenarnya?

Inggris mengatakan bahwa ketika itu Blake mengungkap identitas ratusan agen Barat di seluruh Eropa Timur pada 1950an, beberapa di antaranya dieksekusi akibat pengkhianatannya. Kasusnya termasuk yang paling terkenal selama Perang Dingin.

Ketika akhirnya kedoknya sebagai mata-mata Uni Soviet terbongkar pada tahun 1961, Blake dijatuhi hukuman 42 tahun di penjara Wormwood Scrubs, London. Namun, dia melarikan diri pada tahun 1966 dengan bantuan narapidana lain dan dua aktivis perdamaian, dan diselundupkan keluar Inggris dengan mobil ke Berlin Timur.

Sampai akhir hayatnya, Blake menetap di Uni Soviet dan kemudian menjadi negara Rusia, tempat di mana dia dianggap sebagai pahlawan.

Baca Juga: Cek Fakta: Jokowi Disebut Menolak Keras Jadi yang Pertama Disuntik Vaksin Covid-19, Ini Faktanya

Dalam sebuah wawancara dengan Reuters di Moskow pada tahun 1991, Blake mengatakan dia percaya bahwa komunisme akan bangkit dan dunia akan mengarah ke sana.

“Itu adalah cita-cita yang, jika bisa dicapai, akan sangat berharga. Saya pikir itu bisa terjadi, dan saya melakukan apa yang saya bisa untuk membantunya, untuk membangun masyarakat seperti itu. Itu belum terbukti mungkin. Tapi saya pikir itu adalah ide yang mulia dan saya pikir umat manusia akan kembali padanya," pungkasnya.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler