Studi Baru Covid-19, Peneliti Israel Klaim 99,9 Persen Covid-19 Mati dengan LED Sinar Ultraviolet

1 Januari 2021, 17:20 WIB
Ilustrasi radiasi ultraviolet/Pixabay/Chadonihi /Pixabay/Chadonihi

PR PANGANDARAN -  Sejumlah peneliti dari Tel Aviv University di Israel membawa kabar baik tentang cara membunuh virus corona yang telah meresahkan masyarakat dunia selama setahun terakhir. 

Dalam detailnya, mereka telah membuktikan bahwa virus corona, SARS-CoV-2, dapat dibunuh secara efisien, cepat dan murah menggunakan dioda pemancar cahaya ultraviolet (UV) (UV-LED).

Sebagai informasi, radiasi ultraviolet adalah metode umum untuk membunuh bakteri.

“Kami menemukan bahwa membunuh virus corona cukup mudah menggunakan lampu LED yang memancarkan sinar ultraviolet,” kata Prof Hadas Mamane selaku kepala Program Teknik Lingkungan di Sekolah Teknik Mesin Tel Aviv University, yang memimpin penelitian tersebut, seperti dikutip dari Jerussalem Post, Sabtu, 26 Desember 2020.

Baca Juga: Cek Fakta: Puan Maharani Dikabarkan Hapus Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Ini Faktanya

Lebih lanjut, sinar lampu ultraviolet akan membutuhkan waktu kurang dari setengah menit untuk membunuh lebih dari 99,9 persen virus corona.

Studi ini adalah yang pertama di dunia dan diterbitkan awal bulan ini di Journal of Photochemistry and Photobiology B: Biology .

"LED tersedia dalam berbagai panjang gelombang, yang dikenal sebagai A, B dan C," kata Mamane.

Sinar UV-A memiliki panjang gelombang pada kisaran 315 nanometer (nm) hingga 400 nm. UV-B, juga dikenal sebagai sinar gelombang sedang, memiliki panjang gelombang 280-315 nm; UV-C memiliki panjang gelombang 200-280 nm.

UV-A dipancarkan oleh matahari (dan sumber buatan seperti tanning bed) dan lebih lemah dari UV-B dan C.Iv-A memiliki beberapa manfaat bagi manusia, seperti pembentukan vitamin D, tetapi juga menyebabkan kulit terbakar dan dalam beberapa kasus sebabkan kanker kulit.

Baca Juga: Polisi Malaysia Ikut Terlibat, Pelaku Pelecehan Lagu Indonesia Raya Justru Ditangkap di Cianjur

Sebagaimana telah diberitakan Pikiran Rakyat dengan judul "Studi Israel: Disinari Lampu LED UV, Hampir 100 Persen Persen Virus Corona Mati dalam 30 Detik", radiasi UV-B dan C tidak pernah benar-benar mencapai manusia secara alami karena sinar ini diserap oleh lapisan ozon Bumi.

Panjang gelombang ultraviolet ini sedang diperiksa oleh para peneliti Tel Aviv, mereka mengatakan sangat efektif dalam desinfeksi menggunakan bohlam LED.

“Kami tahu, misalnya, bahwa staf medis tidak punya waktu untuk mendesinfeksi secara manual, katakanlah, keyboard komputer dan permukaan lain di rumah sakit dan hasilnya adalah infeksi dan karantina,” kata Mamane.

"Sistem desinfeksi berdasarkan bohlam LED, bagaimanapun, dapat dipasang di sistem ventilasi dan AC, misalnya, dan mensterilkan udara yang dihisap dan kemudian dipancarkan ke dalam ruangan," ujarnya menjelaskan.

Baca Juga: Unik, Pernikahan Berkelompok Sesama Jenis Terungkap di Thailand

Dalam studi itu, tim peneliti berhasil membunuh virus menggunakan bohlam LED yang lebih murah dan lebih banyak tersedia yakni bohlam 285 nm vs 265 nm yang mengkonsumsi sedikit energi dan tidak mengandung merkuri seperti bohlam biasa.

Mamane mengatakan seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, industri akan dapat membuat penyesuaian yang diperlukan dan memasang bohlam dalam sistem robotik, atau AC, sistem vakum dan air. Dengan demikian dapat secara efisien mendisinfeksi permukaan dan ruang yang besar.

Mengakhiri pernyataan, LED UV memiliki keunggulan karena bisa dihidupkan dan dimatikan dalam sekejap.***(Julkifli Sinuhaji/Pikiran-rakyat.com)

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler