Pertama di Dunia! Gorila di Kebun Binatang California Terkonfirmasi Positif Covid-19

12 Januari 2021, 10:15 WIB
Ilustrasi Dua Gorilla Terjangkit Covid-19 /Pixabay

PR PANGANDARAN – Gorila adalah primata non manusia pertama di dunia yang dinyatakan positif Covid-19.

Departemen Pertanian AS telah mengumumkan pada Senin, 11 Januari 2021 sore bahwa ada tiga gorila dataran rendah barat di Taman Safari, Kebun Kebun Binatang San Diego telah melakukan pengetesan dan hasilnya terkonfirmasi positif terkena virus Corona.

Alhasil, tiga gorila tersebut menjadi kera besar pertama di dunia yang tertular virus corona.

Baca Juga: Dituding Numpang Hidup Sama Raffi Ahmad, Syahnaz-Nisya Beri Klarifikasi: Kita Gak Nganggur Tapi...

Lisa Peterson sebagai Direktur Eksekutif Taman Safari, Kebun Binatang San Diego, di California mengungkapkan bahwa gorila yang tinggal bersama dalam kelompok beranggotakan delapan orang, diperkirakan akan pulih.

Penjaga gorila tersebut telah memutuskan untuk menjaga kedelapan gorila tersebut bersama-sama dan memantau perkembangan mereka dengan cermat.

Informasi ini sebagaimana yang telah dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Natinoal Geographic yang diunggah pada Senin, 11 Januari 2021.

Baca Juga: Disindir Melanie Subono Usai Bikin Konten di Lokasi Sriwijaya Jatuh, Vincent Raditya: Yang Sabar Aja

“Beberapa mungkin tertular Covid-19 dan yang lainnya mungkin tidak,” ujar Lisa Peterson. 

“Mereka hidup dalam satu kelompok dengan satu yang memiliki rambut putih atau abu-abu di punggungnya. Dia adalah pemimpinnya. Dia yang membimbing mereka sepanjang hari. Mereka menatapnya. Yang terbaik bagi mereka adalah mereka diizinkan untuk hidup sebagaimana adanya,” ujar Lisa Peterson menambahkan.

Gorila bukanlah satu-satunya yang pernah tertular virus. Gorila adalah spesies hewan ketujuh yang tertular virus secara alami.

Baca Juga: NCTzen Harap Bersiap! NCT Dream Rooftop Fight Kini Jadi Kenyataan

Sebelumnya ada infeksi yang dikonfirmasi pada harimau, singa, cerpelai, macan tutul salju, anjing, dan kucing domestik.

Meskipun ada kasus yang tercatat di Belanda dan Denmark tentang penularan cerpelai ke manusia, sampai sekarang tidak ada bukti bahwa spesies lain dapat membuat manusia tertular.

Menurut Lisa Peterson, sama halnya dengan singa dan harimau di Kebun Binatang Bronx yang dites pada bulan April, 3 gorila yang terinfeksi virus tersebut diduga tertular seorang pekerja yang terkonfirmasi positif Covid-19 OTG.

Baca Juga: Diringkus Polisi Gegara Narkoba, Suami Nindy Ayunda Positif Pakai Amfetamin dan Metamfetamin

Dia mengatakan bahwa kebun binatang memiliki protokol ketat untuk mencegah infeksi, termasuk kuesioner harian untuk staf dan pakaian pelindung lengkap bagi mereka yang bersentuhan langsung dengan hewan.

Dua gorila pertama kali mulai batuk pada 6 Januari. Staf kebun binatang mengumpulkan sampel kotorannya dan mengirimnya ke Sistem Laboratorium Kesehatan Hewan dan Keamanan Pangan California.

Laboratorium tersebut dan Laboratorium Layanan Hewan Nasional (NVSL) USDA mengonfirmasi infeksi pada Senin, 11 Januari 2021 waktu California.

Baca Juga: 'Perburuk Keuangan Keluarga', Ibu Asal Ukraina Tega Tikam Bayi Baru Lahir dengan Gunting Kuku

Tiga gorila, yang tidak disebutkan namanya oleh kebun binatang, masih menunjukkan gejala. Beberapa memiliki hidung meler dan lesu.

“Mereka menjadi sedikit lebih agresif dalam beraktivitas, tetapi mereka mendapatkan cairan dan makan dengan baik,” ujar Lisa Peterson.

Berita ini mengonfirmasi penelitian sebelumnya bahwa gorila dataran rendah barat yang sangat terancam punah bersama dengan beberapa spesies kera langka atau hampir punah lainnya disebutkan bahwa mereka sangat rentan terkena SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19.

Baca Juga: Doyan Poligami hingga Dicerai Rohimah, Mbah Mijan Sindir Kiwil: Harus Diruwat, Sini Mas!

“Potensi wabah penyakit mirip Covid baik dalam populasi primata yang terancam punah atau liar jumlahnya cukup tinggi,” ujar Harris Lewin, Profesor Ekologi dan Evolusi terkemuka di University of California.

Saat ini, kurang dari 5.000 gorila tersisa di alam liar. Karena mereka hidup berkelompok, para peneliti khawatir jika ada satu saja yang tertular virus, infeksi dapat menyebar dengan cepat dan membahayakan jumlah populasi yang sudah sangat mengkhawatirkan. ***

Editor: Nur Annisa

Sumber: National Geographic

Tags

Terkini

Terpopuler