Kanika Batra Ratu Kecantikan Berusia 26 Tahun Berfantasi seperti Serial Killer Ted Bundy

23 Januari 2021, 20:45 WIB
Model terseksi //*Instagram

PR PANGANDARAN - Ratu kecantikan ini berpikir dia punya kemampuan untuk merebut gelar pembunuh berantai terseksi di dunia.

Kanika Batra, seorang kontesan kecantikan Australia berusia 26 tahun, adalah orang terakhir yang berharap menjadi ahli Ted Bundy.

Ted Bundy merupakan serial killer yang dieksekusi 32 tahun lalu pada 24 Januari 1989 karena menguntit, memerkosa, dan memutilasi wanita di seluruh dunia.

Baca Juga: Ogah Ikut Dimas Beri Bantuan Korban Banjir, Raffi Ahmad Beri Alasan Sinis: Nanti Dikira Mengundang Kerumun

Daya tarik yang dimiliki Ted membuat Kanika menulis novel fiksi berjudul "Honeytrap,". Novel tersebut menata ulang kejahatan mengerikan Bundy dengan plot twist.

Yakni dia bersaing: pewaris hotel wanita menggoda yang bekerja sambilan sebagai pembunuh massal dan mengembangkan hubungan dengan "Lady Killer" yakni ia sendiri.

Dan menceritakan menguntit korbannya sendiri dalam serangkaian pembunuhan sesat serupa yang terjadi bersamaan dengan sejarah keji Bundy di 1974 Seattle.

Baca Juga: Cek Fakta: Ada Obat Covid-19 yang Disebut Lebih Murah dari Vaksin, Benarkah? Tinjau Kebenarannya

“Benar-benar gila,” kata  Kanika dikuti PikiranRakyat-Pangandaran.com dari New York Post.

 “Karakter saya sangat sadis dan sangat mirip dengan Ted Bundy. Kadang-kadang saya takut membacanya kembali, " tambahnya.

Wanita cantik bermata biru dan sexy ini merupakan finalis Miss World Australia pada 2018 dan 2020. Ia ditempatkan 10 besar untuk Miss Universe New Zealand 2019.

Baca Juga: Mantap Lamar Kalina, Publik Tetap Sebut Rekayasa, Vicky Prasetyo : Iya, Jujur Ini Settingan....

Kanika sangat sadar beberapa kritikus akan menuduhnya mengeksploitasi tragedi kehidupan nyata. Tapi dia baik-baik saja dengan itu.

Tanpa detail yang mengerikan, film thriller ini menceritakan Maris seorang mahasiswa sekolah kedokteran. Meskipun memiliki kekayaan banyak tetapi ia haus darah di malamnya di tengah penggerebekan narkoba dan hubungan seks dengan pria dan wanita.

Tapi untuk pembunuhannya, Maris hanya mengejar "semua orang Amerika".

Baca Juga: Mantap Lamar Kalina, Publik Tetap Sebut Rekayasa, Vicky Prasetyo : Iya, Jujur Ini Settingan....

Buku debut  Kanika  mengingatkan pada "American Psycho" karya Bret Easton Ellis. 

Pada ceritanya, Maris mendengarkan "Dream a Little Dream" selama pembunuhan dan sering merinci cara perawatannya. Maris suka menyimpan kenangan pembunuhanya sebagai tropi.

“Mencoba membangun psikopat yang hebat itu sulit,” kata  Kanika.

Baca Juga: Lirik Lagu Starlight (OST True Beauty) - Chani SF9 Lengkap Terjemahan Indonesia

Kisah yang sangat mengerikan mengambil banyak liku-liku begitu Maris terhubung dengan Ted, apakah dia akan membunuhnya atau menyerah padanya.

Novel ini penuh dengan detail yang memuakkan bahkan bagi penggemar horor mungkin menganggapnya menjijikkan. Semua ini membuat Anda bertanya-tanya bagaimana mantan model anak yang berubah menjadi ratu kecantikan bisa menyulap sesuatu yang begitu berbeda.

Di sela-sela cekikikan,  Kanika, yang merupakan penyanyi opera soprano koloratura, dapat berbicara dengan mudah dengan nada ceria, menjelaskan  tentang topik kejahatan nyata yang menakutkan termasuk Jeffrey Dahmer dan Richard “Iceman” Kuklinski.

Baca Juga: Muak Diolok-oloh 'di Mana Masker' Usai Sindir Raffi, Sherina Munaf: Menegur Itu Boleh, tapi Jangan...

 "sangat menarik karena dia tidak membunuh wanita atau anak-anak ,dia seperti pembunuh etis,” menurut Kanika.

 “Orang-orang tidak mengharapkannya karena mereka memiliki gambaran dalam pikiran mereka tentang gadis-gadis yang melakukan kontes yang benar-benar bodoh atau hina,” kata  Kanika.

Ia menambahkan teman-temannya juga terkejut dia menulis sesuatu yang sangat mengganggu. “Ini adalah kejutan bagi kebanyakan orang bahwa saya terutama berkompetisi dalam kontes juga.”

Baca Juga: Cek Fakta: Jepang Dikabarkan Membuat Steak Berbahan Dasar Kotoran Manusia, Simak Faktanya

Kanika juga menyatakan bahwa dirinya tidak akan menjadi korban karena dia adalah orang inda.

“Saya juga tahu saya tidak akan menjadi korban karena saya bukan kulit putih,” katanya tentang pembunuh yang menargetkan mahasiswi Kaukasia.

“Ada satu lapisan perlindungan untukku. Saya bukan tipenya. Itu adalah berkah dan kutukan," jelasnya.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: New York Post

Tags

Terkini

Terpopuler