Dilaporkan Disekap oleh Keluarganya Sendiri, PBB Minta Bukti Putri Latifa Masih Hidup pada Penguasa Dubai

21 Februari 2021, 06:30 WIB
KOLASE - Kolase potret Putri Latifa dan ayahnya, miliarder penguasa Dubai Mohammed bin Rashid al Maktoum./SCREENSHOT TOUTUBE REUTERS & INSTAGRAM@HHSHKMOHD/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

PR PANGANDARAN - Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka telah meminta Uni Emirat Arab untuk meninjukkan bukti bahwa seorang putri penguasa Dubai, Putri Latifa yang disekap selama hampir tiga tahun tersebut masih hidup.

Mengenai PBB minta bukti Putri Latifa masih hidup setelah disekap oleh ayahnya sendiri atau penguasa Dubai menyebar, Kantor Komisaris Tinggi untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Jenewa mengatakan kasus Sheikha Latifa binti Mohammed Al Maktoum diangkat dengan misi UEA untuk PBB pada hari Kamis, 18 Februari 2021.

PBB minta bukti Putri Latifa masih hidup pada Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, penguasa Dubai ini setelah BBC merilis cuplikan dari video diari yang menurut Putri Latifa direkam di kamar mandi terkunci di dalam vila Dubai tempat dia ditahan.

Baca Juga: Ide Imigrasi Joe Biden Tuai Kecaman dari Anak Buah Trump, Sebut RUU Paling Radikal di AS

Seperti yang dilansir dari laman NBC, ia ditahan oleh pasukan komando di lepas pantai India pada 2018 setelah dia mencoba melarikan diri dari Dubai dengan kapal pesiar dan memulai hidup baru

Elizabeth Throssell, juru bicara kantor hak asasi PBB mengatakan kepada wartawan bahwa pihaknya prihatin dengan situasi putri Latifam.

"Kami menyampaikan keprihatinan kami tentang situasi ini mengingat bukti video yang mengganggu yang muncul minggu ini," ujarnya.

Baca Juga: Ide Imigrasi Joe Biden Tuai Kecaman dari Anak Buah Trump, Sebut RUU Paling Radikal di AS

Ia pun nenambahkan, "Kami meminta lebih banyak informasi dan klarifikasi tentang situasi Sheikha Latifa saat ini."

Selain mengucapkan keprihatinan dan meminta klarifikasi, PBB pun minta bukti bahwa putri Latifa masih hidup. Ia mengatakan, "Kami memang meminta bukti kehidupan".

Di sisi lain, teman-teman sang putri mengatakan bahwa mereka prihatin atas keselamatannya karena dia belum terdengar kabarnya sejak dia berhenti menanggapi pesan teks enam bulan lalu.

Baca Juga: Viral, Ada Berapa Tangan di Foto Ilusi Optik ini? Kebanyakan Netizen Tak Percaya Ada 4 Tangan

Selain penguasa turun-temurun Dubai, Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum pun menjabat sebagai perdana menteri dan wakil presiden Uni Emirat Arab sehingga kehidupannya agak susah untuk diakses.

Throssell menekankan bahwa itu adalah praktik standar bagi kantor hak asasi manusia PBB untuk menyelidiki kasus individu dalam mandatnya.

"Itu termasuk kasus untuk alasan apa pun yang telah menarik fokus yang lebih luas," ujarnya.

Baca Juga: Ganti Denda Tilang dengan Ciuman, Polisi Diskors Usai Aksinya dengan Wanita Terekam CCTV

Ia pun menambahkan, “Mengingat keprihatinan yang serius terhadap Sheika Latifa, kami meminta agar tanggapan pemerintah menjadi prioritas. Kami berharap dapat menerima dan mempertimbangkan tanggapan ini," ujarnya.

Throssel pun mengatakan bahwa pihaknya akan terus mrngawal dan memperhatikan masalah ini.

Kedutaan Besar UEA di London mengeluarkan pernyataan atas nama keluarga Latifa, mengatakan liputan media tentang situasinya "tentu saja tidak mencerminkan posisi sebenarnya."

Baca Juga: AS Bergabung Kembali ke Perjanjian Iklim Paris, Banyak Ilmuwan Apresiasi hingga Jadi Tantangan Politik Biden

Selain menyanggah isu yang disampaikan Latifa sendiri, mereka mematikan bahwa putri yang mereka hormati itu didikung oleh keluarga fan pihak medis yang nerawatnya. Mereka berjanji bahwa Latifa akan kembali ke dunia luar pada waktunya.

"Dia terus meningkat dan kami berharap dia akan kembali ke kehidupan publik pada waktu yang tepat," ujarnya.

Kasus Latifa sebelumnya diangkat oleh ahli hak independen yang ditunjuk oleh badan global tersebut.

Baca Juga: AS Bergabung Kembali ke Perjanjian Iklim Paris, Banyak Ilmuwan Apresiasi hingga Jadi Tantangan Politik Biden

Pada bulan Desember, Kelompok Kerja PBB untuk Penghilangan Paksa atau Tidak Disengaja melaporkan bahwa mereka telah memutuskan untuk memeriksa kasus Latifa.

"yang dilaporkan ditahan dalam penahanan incommunicado di rumah keluarganya di Dubai," ujar putusan tersebut.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: NBC News

Tags

Terkini

Terpopuler