Ide Imigrasi Joe Biden Tuai Kecaman dari Anak Buah Trump, Sebut RUU Paling Radikal di AS

- 20 Februari 2021, 22:00 WIB
Stephen Miller, pada Juni 2020
Stephen Miller, pada Juni 2020 /theGuardian.com

PR PANGANDARAN - Rencana Presiden Joe Biden untuk mengatur jalur imigrasi dengan RUU ternyata mendapat kecaman dari mantan penasihat Gedung Putih sekaligus anak buah Trump, Stephen Miller yang menyebut 'RUU Imigrasi paling radikal'.

Sebagai bentuk kecaman terhadap rencana dari Presiden Joe Biden untuk RUU Imigrasi paling radikal' yang pernah ditulis, Stephen Miller yang menjabat sebagai arsitek imigrasi sekaligus anak buah Trump, berbicara selama hampir lima menit dalam sebuah wawancara dengan Laura Ingraham dari Fox News.

"Itu adalah RUU imigrasi paling radikal yang pernah ditulis, yang pernah dirancang, yang pernah diajukan dalam sejarah negara ini. Ini menakjubkan," demikian bunyi kecaman Stephen Miller yang merupakan anak buah Trump.

"Sebagai hanya beberapa contoh, Laura, di bawah undang-undang ini setiap orang asing ilegal di negara yang hanya mengajukan aplikasi ke pemerintah AS, jika mereka ingin bekerja, mereka diberi izin bekerja. Segera."

Baca Juga: Sorot Hubungan Dekat Ratu Elizabeth dan Cucu Tertua, Ahli Bahasa Tubuh: Lebih Santai dengan Zara Tindall

Miller mengatakan bahwa, di bawah teks RUU, majikan 'segera diizinkan untuk mempekerjakan orang asing ilegal meskipun mereka belum mengajukan lamaran mereka.'

"Ketika Anda memiliki 20 juta orang Amerika yang menginginkan pekerjaan penuh waktu sekarang, tetapi karena pandemi mereka tidak dapat menemukannya, perekrutan ilegal diberi amnesti dan pekerjaan ilegal diberi amnesti," katanya.

Miller mengatakan bahwa 'hal paling gila' dalam RUU tersebut adalah bahwa ia akan memerintahkan Menteri Luar Negeri Antony Blinken untuk mengembangkan proses aplikasi yang memungkinkan alien ilegal dideportasi oleh pemerintahan Trump untuk mengajukan kembali kewarganegaraan.

"Dalam RUU itu, dikatakan siapa pun yang telah tinggal di negara itu setidaknya selama tiga tahun dan dideportasi oleh Donald Trump dapat mengajukan permohonan kembali," katanya.

"Dan, itu memerintahkan Sekretaris Negara untuk mengembangkan proses untuk mengirimkan aplikasi tersebut ke 200 negara di dunia ke mana alien ilegal dideportasi."

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x