Enggan Dikremasi, Pria Down Sindrom ini Sengaja Dibunuh Gantikan Mayat Keluarga Tiongkok

14 April 2021, 21:20 WIB
Keluarga tersebut kemudian menyewa seorang pria bermarga Huang untuk menemukan tubuh pengganti untuk kremasi. //*SCMP

PR PANGANDARAN – Tiongkok telah melarang penguburan dan mewajibkan kremasi sejak 2012 demi menyelamatkan tanah.

Jadi, ketika tiba waktunya bagi sebuah keluarga untuk mengkremasi kerabat mereka yang telah meninggal, mereka menyewa seorang pria untuk menemukan tubuh pengganti untuk kremasi sehingga mereka dapat mengadakan pemakaman rahasia.

Keluarga tersebut kemudian menyewa seorang pria bermarga Huang untuk menemukan tubuh pengganti untuk kremasi.

Baca Juga: Ratu Elizabeth II Kembali Pada Tugas Kerajaan Sejak Pangeran Philip Meninggal, ini Tugas Pertamanya

Mereka membayarnya sejumlah Rp239 juta, di mana Rp201 juta diberikan kepada Huang.

Sementara sisanya diberikan kepada seorang perantara yang bermarga. Wen.

Pada 1 Maret 2017, Huang menculik seorang pria dengan sindrom Down saat dia memungut sampah di jalanan.

Baca Juga: Aurel Diperingatkan Tetap Bangun Subuh Meski sedang Halangan, Begini Kata Ibu Gen Halilintar

Huang kemudian memaksa pria berusia 36 tahun, yang diketahui bernama Lin untuk mengonsumsi minuman keras dalam jumlah besar.

Setelah memaksa Lin mengonsumsi minuman keras, Huang kemudian memasukkannya ke dalam peti mati begitu dia tidak sadarkan diri.

Peti mati telah disiapkan sebelumnya dan disegel dengan empat paku baja sebelum dikirim ke keluarga dua hari kemudian.

Baca Juga: Masalah Baru Kerajaan Inggris, Pangeran Andrew Minta Seragam Militer di Pemakaman Pangeran Philip

Jenazah Lin dikirim untuk kremasi, sementara keluarga membawa kerabat mereka yang sudah meninggal ke daerah terpencil untuk dimakamkan secara tradisional.

Lin terdaftar sebagai orang hilang oleh polisi setempat selama dua tahun sebelum keluarganya mengetahui bahwa dia telah dibunuh pada November 2019.

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari World of Buzz, polisi diketahui  menggunakan rekaman CCTV untuk menyelidiki kejahatan tersebut.

Baca Juga: Jelang Liverpool vs Real Madrid di Leg 2 Liga Champions 2021, Mohamed Salah Optimis Bisa Lolos Semifinal

Menurut Asia One, pada September 2020, Huang dinyatakan bersalah atas pembunuhan dan dijatuhi hukuman mati dengan hukuman percobaan dua tahun.

Huang mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Rakyat Guangdong.

Iamengklaim bahwa dia tidak memaksa korban untuk meminum alkohol.

Baca Juga: Adul Merasa Heran Paras Kiky Saputri Mirip dengannya: Lu Sama Gue Jeleknya Kompak Sih!

Dia juga mengaku mengira korban meninggal karena sakit mendadak setelah minum.

Namun, pengadilan menolak bandingnya dan menguatkan hukuman aslinya.***

 

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: World Of Buzz

Tags

Terkini

Terpopuler