Derita Patah Hati Bisa Sebabkan Orang Meninggal Dunia, Ilmuwan Jelaskan Alasannya

21 Juni 2021, 12:10 WIB
Kini ilmuwan dapat menjelaskan penyebab seseorang yang menderita patah hati bisa berujung meninggal dunia. /freepik

PR PANGANDARAN - Para ilmuwan telah mengidentifikasi mengapa orang terkadang meninggal dunia karena patah hati setelah kesedihan atau putusnya hubungan.

Lebih lanjut, para ilmuwan itu menemukan peristiwa kehidupan yang penuh tekanan meningkatkan kadar dua molekul dalam sel jantung yang memainkan peran penting dalam pengembangan kardiomiopati takotsubo atau 'sindrom patah hati' hingga akhirnya menjadi penyebab meninggal dunia.

Terobosan oleh Imperial College London, membuka jalan bagi pilihan pengobatan baru yang dapat mencegah orang meninggal dunia karena patah hati di masa depan.

Baca Juga: Peruntungan Shio Ayam, Shio Anjing, dan Shio Babi 21 Juni 2021: Jangan Bagi Rahasia pada Teman Kantor, Bahaya!

Sindrom ini terjadi ketika otot jantung tiba-tiba melemah dan bilik jantung kiri berubah bentuk.

Para ilmuwan telah dibuat bingung oleh pemicu biologis untuk sindrom takotsubo.

Tetapi mereka sekarang telah menghubungkannya dengan microRNAs -16 dan -26a yang mengatur bagaimana gen didekode dan diaktifkan selama periode stres.

Molekul-molekul ini terkait dengan depresi, kecemasan, dan stres - menunjukkan bahwa tekanan jangka panjang yang diikuti oleh kejutan dramatis dapat memicu sindrom tersebut.

Baca Juga: Studi Baru: Covid-19 Diperkirakan Sudah Ada di Amerika Serikat Sejak Natal 2019

Studi ini dipublikasikan dalam jurnal Cardiovascular Research.

Gejalanya sering menyerupai serangan jantung dan menyebabkan nyeri dada, sesak napas, dan dapat menyebabkan jantung berhenti berdetak.

Kondisi yang pertama kali diidentifikasi di Jepang pada tahun 1990, mempengaruhi sekitar 2.500 orang di Inggris setiap tahun, terutama wanita pascamenopause.

Penulis utama Profesor Sian Harding, dari Imperial College London, mengatakan: 'Sindrom Takotsubo adalah kondisi serius, tetapi sampai sekarang cara terjadinya tetap menjadi misteri.

“Kami tidak mengerti mengapa beberapa orang merespons dengan cara ini pada kejutan emosional yang tiba-tiba, sementara banyak yang tidak,” ujarnya.

Baca Juga: Rezky Aditya Dituduh Punya Anak di Luar Nikah, Kuasa Hukum W Ceritakan Pertemuan Pertama

Studi ini menegaskan bahwa stres sebelumnya, dan microRNA yang terkait dengannya, dapat mempengaruhi seseorang untuk mengembangkan sindrom takotsubo dalam situasi stres di masa depan.

“Stres datang dalam berbagai bentuk dan kami membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memahami proses stres kronis ini,” katanya.

Profesor Metin Avkiran, direktur medis asosiasi di British Heart Foundation, memberian pernyataannya.

“Sindrom Takotsubo adalah masalah jantung yang tiba-tiba dan berpotensi menimbulkan bencana tetapi pengetahuan kita tentang apa penyebabnya masih terbatas,” ujarnya.

Baca Juga: Rezky Aditya Dituding Punya Anak di Luar Nikah, Mbah Mijan Komentari Rumah Tangganya Bersama Citra

Penelitian ini tidak hanya langkah penting menuju pemahaman yang lebih baik tentang penyakit misterius ini, tetapi juga dapat memberikan cara baru untuk mengidentifikasi dan mengobati mereka yang berisiko takotsubo.

"Kami sekarang membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah obat yang memblokir microRNA ini bisa menjadi kunci untuk menghindari patah hati,” sambungnya.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler