'Lebih Menular dari Varian Delta', Inggris Dihadang Covid-19 Varian Lambda, Ini Penjelasan Ilmuwan

6 Juli 2021, 13:00 WIB
Inggris kembali dihadang Covid-19 varian Lambda, bahkan menurut penjelasan ilmuwan ini lebih menular daripada varian Delta. /Pixabay/geralt/

PR PANGANDARAN - Meski Inggris masih berperang melawan varian Delta, kini negeri Ratu Elizabeth itu kembali berjibaku dengan Covid-19 varian Lambda yang paling menular di dunia, tepatnya setelah memunculkan enam kasus.

Lebih lanjut, studi baru yang dihasilkan para peneliti itu menyebutkan rasa khawatir tentang Covid-19 varian Lambda yang mungkin lebih menular daripada varian Delta.

Sebelum timbul dugaan lebih menular dari varian Delta, Covid-19 varian Lambda telah membingungkan para ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) setelah menyebar ke hampir 30 negara dalam empat minggu terakhir.

Baca Juga: Ditanya Desta Soal Asmara dan Sosok Dilan, Iqbaal: Ga Semua Perempuan Suka...

Pada awalnya, mutasi Covid-19 varian Lambda ini awalnya ditemukan di Peru dan terkait dengan 81 persen kasus di negara itu sejak April 2021.

Bahkan, Peru saat ini memiliki tingkat kematian tertinggi di dunia.

Artinya, ini adalah tanda yang mengkhawatirkan bagi Inggris yang baru-baru ini melonggarkan pembatasan Covid-19 setelah 37 juta orang menerima setidaknya satu dosis vaksin.

Seperti diketahui, banyak pub yang buka untuk orang-orang bersuka ria menikmati kesuksesan negara mereka baru-baru ini di Euro 2020.

Baca Juga: Koordinator PPKM Awasi Permainan Harga Obat, Menko Luhut: Tidak Boleh ada Kelangkaan

Namun, kebebasan sipil ini dapat berubah jika Covid-19 varian Lambda yang lebih menular menyebar ke seluruh komunitas.

Sementara itu, Profesor Universitas Cayetano Heredia Pablo Tsukayama mengatakan kasus Covid-19 telah meledak di Peru dengan varian Lambda saat ini membuat 82 persen kasus di negara Amerika Selatan.

“Itu akan menunjukkan tingkat penularannya lebih tinggi daripada varian lainnya,” katanya, dikutip dari News.com.au

Baca Juga: Ditanya Soal Karier sebagai Aktor atau Musisi, Iqbaal Jawab Tegas: Dulu Gua Pikir, Gua Harus Milih

Kemudian klaim itu didukung oleh laporan dari London's Covid-19 Genomics Initiative di direktur Welcome Sanger Institute Jeff Barrett.

“Lambda memiliki pola unik dari tujuh mutasi pada protein lonjakan yang digunakan virus untuk menginfeksi sel manusia. Para peneliti sangat tertarik dengan satu mutasi yang disebut L452Q, yang mirip dengan mutasi L452R untuk berkontribusi pada penularan varian Delta yang tinggi,” katanya kepada Financial Times.

Ada juga penelitian yang mengkhawatirkan bahwa vaksin saat ini tidak seefektif menetralkan Covid-19 varian Lambda, menurut laporan dari para ilmuwan di University of Chile, Santiago.

“Data kami menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa mutasi yang ada pada protein lonjakan varian Lambda memberikan pelepasan antibodi penawar dan peningkatan infektivitas,” demikian laporan studi baru itu yang diterbitkan minggu lalu.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: News Australia

Tags

Terkini

Terpopuler