WHO: Pasien Covid-19 dengan HIV Bisa Memperbesar Peluang Kritis hingga Meninggal Dunia

17 Juli 2021, 21:51 WIB
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebut pasien Covid-19 dengan HIV bisa memperbesar peluang kritis hingga meninggal dunia. /Reuters/Denis Balibouse

PR PANGANDARAN - Pandemi Covid-19 selalu memberi khawatir bagi mereka yang sudah menjadi pasien Covid-19, karena ternyata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan HIV sebagai faktor risiko "signifikan" untuk Covid-19 dengan komplikasi kesehatan yang parah.

Lebih lanjut, penelitian yang diterbitkan WHO itu menunjukkan peningkatan besar dalam kematian di antara pasien Covid-19 yang memiliki virus yang menyebabkan HIV atau AIDS dan juga dirawat di rumah sakit karena Covid-19.

Diketahui, ada lebih dari 37 juta orang yang diketahui hidup dengan HIV secara global, bahkan tercatat hingga 45 juta telah meninggal dunia karena Covid-19 sejak awal pandemi AIDS.

Baca Juga: Vicky Prasetyo Terkenal Kawin Cerai, Indigo Ini Bongkar Sosok Makhluk Halus Ikuti Suami Kalina Ocktaranny

Disebutkan pula, penelitian sebelumnya telah gagal untuk membangun hubungan yang jelas antara HIV dan kemungkinan penyakit parah dan kematian Covid-19 yang lebih tinggi, mengingat banyak pasien Covid-19 juga menderita komplikasi kesehatan tambahan seperti tekanan darah tinggi atau obesitas.

Untuk itu, para peneliti melakukan analisis data lebih dari 15.500 orang yang hidup dengan HIV yang dirawat sebagai pasien Covid-19 di rumah sakit.

Usia rata-rata pasien Covid-19 adalah 45,5 tahun dan lebih dari sepertiga memiliki Covid-19 yang parah atau kritis.

Baca Juga: Pangeran William Lebih Modern untuk Anak-anaknya, Pangeran George Diklaim Tak Dikirim ke Sekolah Asrama

Sembilan puluh dua persen telah menerima terapi anti-retroviral sebelum dirawat di rumah sakit.

Di antara pasien Covid-19 dengan HIV yang hasilnya tercatat, 23 persen meninggal di rumah sakit.

“HIV tampaknya menjadi faktor risiko independen yang signifikan untuk penyakit parah atau kritis saat masuk rumah sakit dan kematian di rumah sakit,” kata penulis penelitian, yang dirilis pada Konferensi Internasional AIDS Society (IAS) tahunan ke-11 tentang Ilmu HIV.

Baca Juga: Di Balik Pernyataan Ibunda Memes Prameswari Soal Menantu Idaman, Pakar: Dia Selalu Kaitkan dengan..

Sedangkan menurut Presiden IAS Adeeba Kamarulzaman mengatakan hasil penelitian menunjukkan pentingnya memprioritaskan orang yang hidup dengan HIV dalam program vaksinasi Covid-19 nasional.

“Komunitas global harus berbuat lebih banyak untuk memastikan pasokan vaksin segera ke negara-negara dengan prevalensi penyakit HIV yang tinggi,” kata Kamarulzaman.

"Tidak dapat diterima bahwa pada hari ini, kurang dari tiga persen dari seluruh benua Afrika telah menerima satu dosis vaksin, dan kurang dari 1,5 persen telah menerima kedua dosis."

Baca Juga: Rusia Ingin Kuasai Jalur Arktik dengan Membangun Empat Pemecah Es Bertenaga Nuklir

Program UNAIDS Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan pada Rabu bahwa pandemi Covid-19 telah sangat mengganggu diagnosis dan layanan pengobatan HIV.

Di beberapa wilayah Afrika Selatan, tes HIV turun hampir 50 persen selama penguncian pertama pada April 2020 karena lebih dari 28.000 petugas kesehatan dialihkan dari program HIV ke skrining Covid-19.

"Negara-negara kaya di Eropa sedang bersiap untuk menikmati musim panas karena populasi mereka memiliki akses yang mudah ke vaksin COVID-19, sementara Selatan global sedang dalam krisis," kata Winnie Byanyima, direktur eksekutif UNAIDS.

“Kami telah gagal untuk belajar dari HIV, ketika jutaan orang tidak diberikan obat-obatan yang menyelamatkan jiwa dan meninggal karena ketidaksetaraan dalam akses. Ini sama sekali tidak dapat diterima,” pungkasnya.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: NDTV

Tags

Terkini

Terpopuler