Studi Baru dari Hong Kong: Pfizer Hampir 10 Kali Lebih Efektif Terhindar dari Infeksi Covid-19

18 Juli 2021, 16:16 WIB
Sebuah studi baru dari sejumlah peneliti Hong Kong mengklaim vaksin Pfizer hampir 10 kali lebih efektif untuk terhindar dari Covid-19. /Pixabay/Mike Ramírez

PR PANGANDARAN - Sejumlah peneliti dari Universitas Hong Kong baru-baru ini menerbitkan hasil studi baru yang menyebutkan bahwa vaksin Covid-19 buatan Pfizer bisa hampir 10 kali lebih efektif untuk orang-orang terhindar dari peluang terinfeksi Covid-9.

Untuk membuktikan Pfizer lebih efektif, studi baru itu juga melakukan perbandingan dengan vaksin Covid-19 buatan perusahaan farmasi asal China, Sinovac.

Bahkan sejumlah peneliti itu mengambil sampel dengan total 1.442 petugas kesehatan yang dapat vaksin Covid-19, baik dari Pfizer mau pun Sinovac, dari berbagai fasilitas medis di seluruh negara mereka.

Baca Juga: Heboh Salat Idul Adha di Tengah PPKM, dr. Tompi Gambarkan Situasi RS : Gak Ada Gunanya Nanti Nangis Marah...

Kemudian, hasilnya dilaporkan secara rinci bahwa dari 93 peserta yang tim sekarang memiliki data lengkap tentang konsentrasi antibodi, sebelum mendapatkan suntikan dan setelah dosis pertama dan kedua.

Selanjutnya, 63 peserta menerima vaksin Pfizer dan 30 lainnya menerima Sinovac, laporan itu juga menjelaskan bahwa peserta tersebut berusia antara 26 hingga 65 tahun.

Pada petugas kesehatan yang menerima vaksin Pfizer, konsentrasi antibodi “meningkat secara substansial setelah dosis pertama dan kemudian meningkat lagi setelah dosis kedua vaksinasi,” tulis para peneliti, dikutip dari The Jerusalem Post pada Minggu, 18 Juli 2021.

Baca Juga: Raul Lemos Sulit Akrab dengan Azriel-Aurel hingga Mengaku Ini: Saya Peluk Keduanya, Saya Bilang...

Sebaliknya, petugas kesehatan yang divaksin dengan vaksin Sinovac “memiliki konsentrasi rendah… setelah dosis pertama, meningkat menjadi konsentrasi sedang setelah dosis kedua.”

Seperti diketahui bahwa warga Israel hampir secara eksklusif divaksinasi dengan vaksin Pfizer. Sejauh ini, menurut laporan Kementerian Kesehatan terbaru, sekitar 5.7 juta orang Israel setidaknya telah mendapat satu suntikan.

Vaksin Pfizer adalah vaksin mRNA baru, sedangkan vaksin Sinovac adalah vaksin virus yang tidak aktif.

Tim menggunakan dua tes untuk mengevaluasi tingkat antibodi. Salah satunya dikenal sebagai ELISA, yang mendeteksi antibodi yang mengikat domain pengikatan reseptor dari protein lonjakan.

Baca Juga: Shireen Sungkar Menyesal Tak Berangkat Haji Saat Masih Lajang: Karena Dulu Belum...

Sementara itu yang lainnya adalah tes sVNT, yang mengukur antibodi yang menetralisir virus yang dihasilkan dari vaksinasi.

Artikel ini pernah tayang dengan judul "Peneliti Sebut Vaksin Pfizer Bisa Buat Antibodi 10 Kali Lebih Banyak daripada Sinovac dalam Melawan Covid-19"

Akhirnya, tim Hong Kong memeriksa subset dari 12 peserta dari setiap kohort , Pfizer dan Sinovac, menggunakan tes serologis PRNT yang mengukur titer antibodi penetralisir spesifik virus.

Mereka yang diberikan vaksin Pfizer memiliki jumlah antibodi hampir 10 kali lipat (269) dibandingkan dengan mereka yang menerima Sinovac (27), perbedaan yang menurut penulis laporan, “dapat diterjemahkan menjadi perbedaan substansial dalam efektivitas vaksin.”

Baca Juga: Seret Azka Corbuzier, Kalina Ocktaranny Ngamuk Disebut Hamil Settingan: Pake Otak Dong!

Data tersebut hanya awal, dan penulis mengatakan itu tidak termasuk informasi tentang potensi korelasi perlindungan lainnya, seperti sel T. Selain itu, tidak memperhitungkan varian.

Salah satu penulis laporan tersebut, ahli epidemiologi Prof. Ben Cowling, mengatakan bahwa penelitian ini seharusnya tidak menghalangi orang untuk diinokulasi dengan Sinovac.

“Jangan biarkan yang sempurna menjadi musuh yang baik,” katanya dalam sebuah wawancara dengan AFP.

“Jelas lebih baik pergi dan divaksinasi dengan vaksin yang tidak aktif daripada menunggu dan tidak divaksinasi. Banyak, banyak nyawa telah diselamatkan oleh vaksin yang tidak aktif,” katanya, menambahkan.

Seperti diketahui bahwa setiap negara menggunakan vaksin Covid-19 yang berbeda, sebagian negara meyakini Pfizer lebih efektif sementara negara lainnya meyakini bahwa Sinovac lebih aman.***(Rinrin Rindawati/Bekasi.Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: PR Bekasi

Tags

Terkini

Terpopuler