PR PANGANDARAN – Suku Makah, asal Amerika Serikat telah bergulat melawan aktivis lingkungan selama 20 tahun.
Gejolak di antara keduanya menegang usai, suku Makah yang melancarkan aksi perburuan terhadap paus harus dihentikan.
Hal ini disebabkan karena adanya penurunan populasi paus, akibat perburuan suku Makah.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Besok 28 September 2021: Ada Aries, Taurus, Gemini, dan Cancer
Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari New York Post, kondisi tersebut lantas membuat aktivis lingkungan segera mengambil langkah untuk menghentikan perburuan tersebut.
Diketahui, usai 20 tahun berjuang melawan aktivis lingkungan, perburuan paus oleh suku Makah nampaknya dapat kembali terulang.
Hal ini disebabkan hasil rekomendasi hakim Seattle di Amerika Serikat.
Baca Juga: Jungkook BTS Tersipu Malu saat Dipuji Chris Martin Coldplay karena Suaranya yang Indah
Sebelumnya diketahui tradisi berburu paus Suku Indian Makah sudah ada sejak berabad-abad lalu.
Namun, praktik tersebut tidak lagi dilaksanakan sejak 1999.
Hal itu disebabkan karena perburuan pertama suku tersebut dalam 70 tahun membuat marah pemirsa di seluruh dunia yang melihat tayangan di TV.
Banyak orang yang mengutuk perburuan karena kekerasannya.
Suku tersebut telah sepakat sebelumnya untuk tidak berburu paus abu-abu dalam beberapa dekade sebelumnya karena penurunan populasi.
Sekarang, seorang hakim merekomendasikan agar suku tersebut dapat berburu tiga paus abu-abu per tahun karena jumlah paus terus meningkat.
Baca Juga: Jawaban Raffi Ahmad soal Menikah Lagi usai Nagita Slavina Izinkan Pergi dengan Wanita Lain
Patrick DePoe, Wakil Ketua Suku Makah, yang berusia 16 tahun saat perburuan 1999 mengatakan kepada KING 5 bahwa perburuan itu adalah bagian dari jiwa anggota suku Makah.
"Itu adalah sesuatu yang hilang yang saya bahkan tidak tahu ada yang hilang sampai saya berada di luar sana bersamanya," katanya.
Setelah perburuan tahun 1999 disiarkan ke seluruh dunia, kelompok lingkungan mengambil tindakan untuk melarang perburuan paus di masa depan.
Baca Juga: Ahn Hyo Seop Bahas Drama Terbarunya 'Lovers Of The Red Sky' dan Pentingnya Belajar
Audiensi telah diadakan di Seattle sejak 2019 untuk memutuskan masalah ini.
DePoe mengakui kemenangan hukum yang penting dari rekomendasi hakim, namun mengakui bahwa butuh waktu lama untuk sampai ke titik ini.
Ia juga masih harus mendengar pendapat publik yang diperkirakan akan dimulai di Seattle minggu depan.
Baca Juga: Masakan Favorit Zodiak Aries, Cancer, Leo, dan Sagitarius yang Bikin Kamu Ngiler
Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) akan membuat keputusan akhir tentang masalah ini.
“Saya tidak bisa tidak merenungkan orang-orang yang telah hilang dari kami selama bertahun-tahun mencoba untuk mencapai titik ini. Ada orang yang sudah meninggal. Ada orang yang telah menua sampai pada titik di mana mereka mungkin tidak dapat melompat ke kano dan mengambil bagian dalam sesuatu yang sangat berbahaya,” katanya.
“Kita harus menyelesaikan ini,” sambung DePoe.
Baca Juga: Tikus Raksasa Seukuran Kucing Menyerang Rumah Warga Lewat Toilet, Efek Lockdown?
Kelompok suku Makah pun tampaknya tengah bersiap untuk kembali memulai pperburuan mereka.
“Proses ini harus kita ikuti. Ada garis finis dan ada grup yang siap terjun dan memulai latihan segera setelah kami memberi lampu hijau,” ujarnya.***