Virus Corona Mengancam Populasi Penari Transgender di Pakistan

21 Mei 2020, 19:10 WIB
ILUSTRASI pandemi global virus corona (Covid-19).* /- Foto: Pixabay/ TheDigitalArtist

PIKIRAN RAKYAT - Pakistan menjadi salah satu negara di dunia yang secara hukum mengakui jenis kelamin ketiga, waria atau transgender pada tahun 2009.

Bahkan, mereka secara resmi telah melegalkan paspor untuk para waria sejak 2017 lalu.

Hal ini lantaran di Pakistan mereka menjadi bulan-bulanan massa atau warga, dipukul dan diperkosa tanpa adanya aturan hukum yang mengikat.

Baca Juga: Suara Dentuman Keras Terdengar hingga Enam Kali, Warga Bandung Ramai-ramai Cuitkan Kekhawatiran

Dilansir PikiranRakyat-Pangandaran.com dari situs AFP, sebelum mereka beralih profesi menjadi penari di acara-acara besar Pakistan, para waria ini hidup sebagai pengemis dan pekerja seks.

Namun, virus corona kembali membuat kehidupan mereka tercekik, sebab beberapa acara besar tidak diperbolehkan di gelar saat pandemi ini.

Tak hanya itu, bahkan sikap rasialis juga kerap mereka hadapi semasa pandemi Covid-19.

Baca Juga: Janjikan 1.000 Sembako, Sarah Kiehl Minta Maaf Usai Aksi Viral Lelang Keperawanan untuk Covid-19

Kendati demikian, masih banyak warga yang peduli dengan kehidupan mereka.

Para waria Pakistan ini disediakan sebuah tempat penampungan agar mereka tidak hidup berkeliaran di jalanan dan kembali menjadi pekerja seks.

Beberapa kamar yang ditawarkan cepat terisi, dengan tempat tidur di lantai untuk memaksimalkan ruang.

Baca Juga: Aksi Lelang Keperawanan Rp 2 Miliar, Sarah Keihl: Ini Sindiran Buat yang Tak Peka Virus Corona

Make-up artist Nadeem Kashish, yang mendirikan tempat penampungan, harus menghimpun banyak orang untuk bersama-sama mensejahterakan para waria.

"Saya melihat bahwa masalah akan meningkat di masa depan, tidak akan berakhir, ketidakpastian telah menciptakan masalah mental dan fisiologis," ujar Kashish, mempertanyakan apakah para penari akan dapat memperoleh kembali kebebasan finansial yang pernah mereka miliki.

Menari adalah cara menghindari kehidupan mengemis atau kerja seks bagi banyak orang di komunitas transgender yang terpinggirkan.

Baca Juga: Tayang Malam Ini, Sinopsis The Mortal Instruments City of Bones: Rahasia Prajurit Setengah Malaikat

Keberadaan transgender diyakini berjumlah ratusan ribu di Pakistan menurut penelitian oleh kelompok nirlaba dan organisasi pembangunan.

Ketakutan tertular virus telah menyebabkan banyak pekerja seks berhenti menawarkan layanan, mendorong mereka semakin terperosok dalam jurang kemiskinan.

"Mereka sudah menghadapi penghinaan sosial dan isolasi lebih lanjut meningkatkan stres dan kecemasan mereka," ujar Taimur Kamal.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: AFP

Tags

Terkini

Terpopuler