Warga Libanon Ngamuk, Investigasi Bongkar Penyebab Terjadinya Ledakan Dashyat, Singgung Ulah Pejabat

6 Agustus 2020, 06:26 WIB
Ilustrasi Ledakan di Pelabuhan Beirut, Libanon //SCMP

PR PANGANDARAN - Ledakan yang menewaskan 135 orang dan melukai 5.000 warga ternyata menyisakkan sejumlah misteri.

Beragam teori bermunculan terkait alasan terjadinya ledakan maha dahsyat Libanon tersebut, bahkan mengundang kebingungan masyarakat dunia.

Pemerintah Libanon telah menugaskan tim investigasi guna menelusuri asal-muasal ledakan yang membuat 300.000 warga kehilangan tempat tinggal.

Baca Juga: Ternyata Ini Dampak Besar Ledakan Dahsyat Libanon, Kawah Beirut Sebesar Lapangan Sepak Bola Muncul

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari situs AP News, penyelidikan awal menduga sumber kebakaran berasal dari ledakan ribuan ton amonium nitrat yang disimpan pada gudang di pelabuhan.

Mendengar hal itu, warga libanon ngamuk kepada pemerintah. Pasalnya investigasi mencium faktor kelalaian pejabat turut menyebabkan ledakan besar di kota Beirut.

Tak langsung mengambil kesimpulan, investigas dilanjutkan untuk mencari tahu alasan 2.750 ton amonium nitrat dapat tersimpan di salah satu gudang pelabuhan Beirut selama enam tahun lamanya.

Baca Juga: Tertangkap! Buaya Setengah Ton Meresahkan Warga Akhirnya Mati dan Diangkut Traktor

Sebagaimana diketahui, amonium nitrat merupakan bahan kimia berdaya ledak tinggi yang biasa digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk.

Pelabuhan Beirut dan kantor bea cukai disebut memiliki reputasi sebagai instansi korup dan dipegang oleh berbagai faksi politik, termasuk Kelompok militan Syiah, Hizbullah.

Jaksa Agung Libanon Ghassan Oueidat memerintahkan badan keamanan setempat untuk melakukan investigasi terhadap surat-surat terkait penyimpanan material tersebut, termasuk membuat daftar pejabat terkait yang bertanggung jawab pada perawatan, penyimpanan, dan perlindungan gudang.

Baca Juga: Sang Ibu Unggah Foto Bersama Lesty, Akankah Restu Menjadi Kado Spesial dari Rizky Billar?

Sedangkan, dilaporkan Al Jazeera pada 2014, Shafik Merhi, kepala kantor bea cukai Libanon kala itu, mengirimkan surat kepada seorang hakim terkait barang kimia sitaan dari sebuah kapal yang disimpan di Hangar 12 Pelabuhan Beirut.

Dalam surat tersebut, Merhi mengingatkan soal "bahaya jika material itu disimpan di tempatnya, dan berdampak pada keamanan pegawai (pelabuhan)".

Ia menyarankan agar material itu untuk diekspor maupun dijual ke perusahaan bahan peledak Libanon.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: AP News

Tags

Terkini

Terpopuler