Kairat Samarkan mengatakan kepada Amnesty bahwa dia dikirim ke kamp penahanan pada Oktober 2017, setelah kembali ke wilayah tersebut dari Kazakhstan.
Dia mengatakan dia dipaksa untuk berdiri dalam posisi yang sama selama 12 jam saat dibelenggu, dan diikuti oleh 6.000 orang lainnya di kamp.
“Lagu-lagu politik yang dinyanyikan saat berbicara di antara narapidana tidak disarankan,” katanya.
Baca Juga: Cegah Covid-19, Masyarakat Diminta Bijak dan Sadar 3T, Tracing, Testing dan Treatment
Mr Samarkan mengatakan nyanyian ‘Hidup Xi Jinping’ dilakukan sebelum makan.***
Artikel Rekomendasi