Vaksinasi di Depan Mata, WHO Peringatkan agar Tak 'Berpuas Diri' Setelah Peluncuran Vaksin Covid-19

- 5 Desember 2020, 15:00 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19.
Ilustrasi vaksin Covid-19. /fernandozhiminaicela/Pixabay

PR PANGANDARAN - Pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat, 4 Desember 2020 memperingatkan pemerintah dan warga untuk tidak melepaskan kewaspadaan mereka atas pandemi Covid-19 meski vaksinasi sudah dekat.

WHO memberi peringatan bahwa sistem perawatan kesehatan masih bisa goyah di bawah tekanan.

Inggris menyetujui vaksin Covid-19 Pfizer pada Rabu, meningkatkan harapan bahwa gelombang pasang dapat segera berbalik melawan virus yang telah menewaskan hampir 1,5 juta orang di seluruh dunia, menghantam ekonomi dunia dan meningkatkan kehidupan normal miliaran orang.

Baca Juga: Diduga Terima Hadiah dari Vendor Bansos, Pejabat Kementerian Sosial Terjaring OTT oleh KPK

"Kemajuan dalam vaksin memberi kita semua dorongan dan sekarang kita dapat mulai melihat cahaya di ujung terowongan. Namun, WHO khawatir bahwa ada persepsi yang berkembang bahwa pandemi Covid-19 sudah berakhir," Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada konferensi pers Jenewa, dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Channel News Asia.

Tedros mengatakan pandemi masih memiliki jalan panjang dan keputusan yang dibuat oleh warga dan pemerintah akan menentukan jalannya dalam jangka pendek dan kapan pandemi pada akhirnya akan berakhir.

"Kami tahu ini merupakan tahun yang sulit dan orang-orang lelah, tetapi di rumah sakit yang beroperasi pada atau melebihi kapasitas itu yang paling sulit.

Baca Juga: Disebut Keliru Melarang Ekspor Lobster, Susi Pudjiastuti Jawab Santai di Tengah Laut: Keliru Apanya?

"Sebenarnya saat ini, banyak tempat menyaksikan penularan virus Corona yang sangat tinggi, yang memberikan tekanan besar pada rumah sakit, unit perawatan intensif dan petugas kesehatan," ujarnya.

Virus Corona pertama kali muncul di Wuhan, Tiongkok, setahun yang lalu sejak lebih dari 65 juta orang dilaporkan terinfeksi secara global dan 1,5 juta orang telah meninggal dunia.

Dua vaksin yang menjanjikan dapat segera menerima otorisasi penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS, dan sekitar 20 juta orang Amerika dapat divaksinasi tahun ini, membantu membendung gelombang virus di negara yang terkena dampak terparah di dunia itu.

Baca Juga: Lebih Efektif Lawan Covid-19, WHO Berikan Pedoman Baru Terkait Penggunaan Masker

Namun, ahli darurat utama WHO Mike Ryan juga memperingatkan pada hari Jumat agar tidak berpuas diri setelah peluncuran vaksin, dengan mengatakan bahwa meskipun mereka adalah bagian utama dari pertempuran melawan Covid-19, vaksin tidak akan dengan sendirinya mengakhiri pandemi.

Menurut Ryan, adanya vaksin Covid-19 bukan berarti dunia menjadi nol Covid atau tak ada kasus sama sekali..

Ryan mengatakan beberapa negara harus mempertahankan langkah-langkah pengendalian yang sangat kuat untuk beberapa waktu ke depan atau risiko terhadap pandemi akan semakin meledak.

Baca Juga: Dianggap Tak Senonoh, Model Seksi Ini Ditangkap Usai Lakukan Pemotretan Vulgar di Piramida Mesir

"Kami berada dalam momen penting di beberapa negara. Ada sistem kesehatan di beberapa negara di titik kehancuran," katanya, tanpa merujuk pada negara tertentu.

Sementara itu, WHO telah mendukung program vaksin global COVAX yang bertujuan untuk memastikan distribusi vaksin yang adil dan hingga saat ini telah melibatkan 189 negara.

Kepala ilmuwan WHO mengatakan, dia berharap setengah miliar dosis vaksin akan tersedia untuk didistribusikan oleh skema COVAX pada kuartal pertama 2021, dengan rencana awal untuk memvaksinasi 20 persen populasi berisiko tertinggi, termasuk petugas kesehatan dan orang lanjut usia.

Baca Juga: Disebut Belum Move On dari Aisyah Aqilah, Athalla Naufal Hanya Sebatas Teman dengan Anselma Putri

"Tujuannya adalah untuk mendapatkan setidaknya 2 miliar dosis pada akhir 2021 yang akan cukup untuk memvaksinasi 20 persen populasi negara yang menjadi bagian dari COVAX," kata kepala ilmuwan Soumya Swaminathan dalam konferensi pers.

Ini akan cukup untuk 'mengakhiri fase akut pandemi' dengan mengurangi kematian dan dampaknya pada sistem kesehatan.

COVAX dipimpin bersama oleh aliansi vaksin GAVI, WHO dan Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI). Amerika Serikat belum menandatangani skema tersebut, setelah mendapatkan kesepakatan bilateral.***

 

Editor: Nur Annisa

Sumber: Channel New Asia


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x