Perluas Misi Luar Angkasa, NASA Temukan 'Europa' Bulan Terbesar Tata Surya yang Bisa Dihuni

- 12 Januari 2021, 12:01 WIB
Ilustrasi Planet Jupiter
Ilustrasi Planet Jupiter /Pixabay/

PR PANGANDARAN – Penemuan luar angkasa Nasa memang patut diacungi jempol.

Setelah berhasil mendaratkan manusia pertama di bulan, Nasa terus mengembangkan dan memperluas misi luar angkasanya.

Baru-baru ini Nasa memutuskan menambahkan misinya, yakni merambah Jupiter dan Mars.

Baca Juga: Gegara Hal 'Sepele', Selebgram Keanu Agl Akui Sempat Tak Suka pada Fadil Jaidi

Setelah proses peninjauan yang panjang, badan antariksa menyimpulkan tujuan kedua misi tersebut.

"Kedua misi tersebut meningkatkan pemahaman kita tentang tata surya kita, serta memacu serangkaian pertanyaan baru yang beragam," ungkapnya.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa penemuan baru yang ditemukan terus membawa pada pertanyaan baru tentang tata surya.

Baca Juga: Habiskan Waktu Dua Tahun untuk PDKT, Alyssa Daguise Ungkap Alasan Akhirnya Terima Al Ghazali

"Senior Review telah memvalidasi bahwa dua misi sains planet ini kemungkinan akan terus membawa penemuan baru, dan menghasilkan pertanyaan baru tentang tata surya kita," kata Lori Glaze, direktur divisi ilmu planet, dalam sebuah pernyataan.

Ia juga berterima kasih kepada semua pihak yang memberikan kesempatan memperluas pengetahuan tata surya.

"Saya berterima kasih kepada anggota panel Peninjau Senior atas analisis komprehensif mereka dan juga berterima kasih kepada tim misi, yang sekarang akan terus memberikan kesempatan menarik untuk menyempurnakan pemahaman kita tentang ilmu dinamis Jupiter dan Mars," ungkapnya.

Baca Juga: Pertama di Dunia! Gorila di Kebun Binatang California Terkonfirmasi Positif Covid-19

Juno telah membuat sejumlah penemuan tentang Jupiter, termasuk menangkap gambar luar biasa yang belum pernah dilihat sebelumnya, serta badai oval ‘seputih salju’.

Misi Juno diluncurkan pada 2011 dan dijadwalkan berhenti berfungsi pada Juli 2021, tetapi sekarang akan berlanjut hingga September 2025 atau akhir masa pakainya.

Juno tidak hanya akan terus mengamati raksasa gas itu, tetapi juga akan mengamati cincin planet dan bulannya, termasuk "flybys dekat" dari Ganymede, Europa, dan Io.

Baca Juga: Dituding Numpang Hidup Sama Raffi Ahmad, Syahnaz-Nisya Beri Klarifikasi: Kita Gak Nganggur Tapi...

“Europa, bulan terbesar keenam di Tata Surya, adalah rumah bagi lautan yang "bisa dihuni", kata para peneliti sebelumnya.

Pada Agustus 2019, NASA mengonfirmasi akan mengirim misi ke Europa untuk mengeksplorasi lebih lanjut benda langit tersebut.

Dengan biaya RP. 11,7 triliun rupiah, pendarat InSight menjadi wahana pertama badan antariksa yang mencapai Planet Merah dalam enam tahun, setelah pendaratan Curiosity Rover pada Agustus 2012.

Baca Juga: Disindir Melanie Subono Usai Bikin Konten di Lokasi Sriwijaya Jatuh, Vincent Raditya: Yang Sabar Aja

Misi pendarat InSight akan diperpanjang setidaknya hingga Desember 2022. Ini akan melanjutkan pekerjaannya mengumpulkan data seismik dan cuaca, serta melakukan penelitian menggunakan alat pendeteksi panasnya.

Misi InSight (Eksplorasi Interior menggunakan Investigasi Seismik, Geodesi dan Transportasi Panas), yang dikelola oleh Jet Propulsion Laboratory NASA, telah memberi para ilmuwan banyak gambar dan penemuan yang menakjubkan sejak mendarat dengan selamat di Planet Merah pada November 2018 setelah "tujuh menit teror. "

Pendarat awalnya dijadwalkan untuk lepas landas pada Maret 2016, tetapi NASA menangguhkan persiapan peluncurannya ketika ditemukan kebocoran vakum di instrumen sains utama pesawat itu.

Baca Juga: NCTzen Harap Bersiap! NCT Dream Rooftop Fight Kini Jadi Kenyataan

Pada April 2019, pendarat InSight merekam "gempa Mars" pertama kalinya.

Pada bulan September 2019, pendarat InSight mendeteksi semburan pulsa magnetis aneh di Mars yang menimbulkan "pertanyaan menarik".

Tujuan jangka panjang NASA adalah mengirim misi berawak ke Mars pada tahun 2030-an.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Fox News


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah