PR PANGANDARAN - Pemerintah Malaysia baru-baru ini mengeluarkan pernyataan tentang rencana blokir sebuah aplikasi yang diduga dimanfaatkan oleh beberapa mahasiswa perguruan tinggi untuk mencari sugar daddy, aplikasi 'Sugarbook' akan diblokir.
Aksi blokir itu bukan tanpa alasan, Pemerintah Malaysia menilai bahwa mahasiswa yang mencari sugar daddy lewat aplikasi 'Sugarbook' justru mengkhawatirkan, tidak lagi demi uang semata.
Ini dikarenakan mahasiswa yang mencari sugar daddy lewat aplikasi 'Sugarbook' yang semula demi uang, justru kerap berujung berbuat asusila, sehingga Pemerintah Malaysia memutuskan akan blokir aplikasi tersebut.
Baca Juga: Daftar Perguruan Tinggi dan Program Studi Beasiswa S2 Dalam Negeri Kominfo 2021
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri di Departemen Perdana Menteri (Urusan Agama), Datuk Ahmad Marzuk Shaary.
Kepada wartawan, Marzuk menyampaikan hal itu usai membagikan sumbangan dana Musa'adah Covid-19 kepada lebih dari 80 pengemudi taksi di Bandara Sultan Ismail Petra di Pengkalan Chepa.
Menurut Marzuk, bila hal itu benar-benar terjadi di kalangan mahasiswa, pemerintah harus menindak tegas terhadap mereka yang terlibat, terutama para operator aplikasi.
“Ini adalah sesuatu yang sangat menyedihkan bagi kami," kata Datuk Ahmad Marzuk Shaary, dilansir PikiranRakyat-Pangandaran.com dari laman Bernama pada Minggu, 14 Februari 2021.
Aplikasi 'Sugarbook' tersebut, Marzuk melanjutkan, dapat memicu berbagai perilaku yang menyimpang dari hukum.
Artikel Rekomendasi