Parlemen Belanda: Perlakuan Tiongkok terhadap Minoritas Muslim Uighur adalah Genosida!

- 26 Februari 2021, 19:15 WIB
Komunitas Muslim Uighur di Tiongkok.*
Komunitas Muslim Uighur di Tiongkok.* /Pexels /Marc Curtis
PR PANGANDARAN - Baru-baru ini, parlemen Belanda  mengeluarkan mosi tidak mengikat yang mengatakan bahwa perlakuan terhadap minoritas Muslim Uighur di Tiongkok adalah genosida, pada Kamis, 25 Februari 2021.
 
Pembahasan Parlemen Belanda mengenai perlakuan Tiongkok terhadap minoritas Muslim Uighur adalah genosida ini, merupakan langkah pertama yang dilakukan oleh sebuah negara Eropa.
 
Menurut Parlemen Belanda yang memgatakan perlakuan Tiongkok terhadap minoritas Muslim Uighur adalah genosida ini merupaksn respon dari kabar bahwa terjadi pelanggarab Hak Asasi Manusi di Xinjiang.
 
 
Para Aktivis dan pakar hak asasi manusia mengatakan setidaknya satu juta Muslim ditahan di kamp-kamp di wilayah barat terpencil Xinjiang. 
 
Para aktivis dan beberapa politisi Barat menuduh Tiongkok menggunakan penyiksaan, kerja paksa, dan sterilisasi sehingga perempuan muslim Uighur tak bisa bereproduksi.
 
Di sisi lain, Tiongkok sendiri menyangkal adanya pelanggaran hak asasi manusia dan mengatakan kamp-kampnya menyediakan pelatihan kejuruan dan diperlukan untuk melawan ekstremisme.
 
"Genosida terhadap minoritas Uighur sedang terjadi di Tiongkok," ujar mosi tersebut. Namun, mereka tidak langsung mengatakan bahwa pemerintah Tiongkok bertanggung jawab.
 
 
Negara lain, Kanada mengeluarkan resolusi yang memberi label perlakuan Tiongkok terhadap genosida Uighur awal pekan ini.
 
Mosi Belanda mengatakan bahwa tindakan pemerintah China seperti "tindakan yang dimaksudkan untuk mencegah kelahiran" dan "memiliki kamp hukuman" berada di bawah Resolusi PBB 260, umumnya dikenal sebagai konvensi genosida.
 
Partai VVD konservatif Perdana Menteri Mark Rutte menentang resolusi tersebut.
 
Menteri Luar Negeri Stef Blok mengatakan pemerintah tidak mau menggunakan istilah genosida, karena situasinya belum diumumkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau pengadilan internasional.
 
 
Blok mengatakan kepada wartawan setelah mosi itu disahkan bahwa situasi Uighur sangat memprihatinkan.
 
Ia pun menambahkan bahwa Belanda berharap untuk bekerja sama dengan negara lain mengenai masalah besar tersebut.
 
Penulis mosi tersebut, anggota parlemen Sjoerd Sjoerdsma dari kiri-tengah Partai D-66, telah secara terpisah mengusulkan untuk melobi Komite Olimpiade Internasional untuk memindahkan Olimpiade Musim Dingin 2022 dari Beijing.
 
“Mengakui kekejaman yang terjadi terhadap Uighur di Tiongkok apa adanya, yaitu genosida, mencegah dunia untuk melihat ke arah lain dan memaksa kami untuk bertindak,” ujarnya seperti yang PikiranRakyat-Pangandaran.com lansir dari Reuters.
 
 
Di sisi lain, pemerintah Tiongkok terus menyanggah tuduhan tersebut meskipun orang-orang bersaksi mengenai kekejaman kamp yang dibuat pemerintah tersebut.
 
Pada Rabu, 24 Februari 2021, Duta Besar Tiongkok untuk PBB di Jenewa pun menuduh kekuatan Barat menggunakan masalah Uighur untuk mencampuri urusan dalam negeri negaranya.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x