Kerap Dapat Perlakuan Rasis, Pejabat Keturunan Asia Amerika Buka Baju untuk Tunjukkan Patriotismenya

- 30 Maret 2021, 21:10 WIB
Ilustrasi seorang pejabat keturunan Asia-Amerika membuka baju untuk bukti patriotisme melawan rasis.*
Ilustrasi seorang pejabat keturunan Asia-Amerika membuka baju untuk bukti patriotisme melawan rasis.* /PIXABAY/Thisabled/

PR PANGANDARAN – Seorang pejabat Amerika keturunan Asia membuka kancing kemejanya pada sebuah pertemuan untuk menunjukkan bekas luka merah di dadanya yang ia dapatkan dari dinas militernya untuk menunjukkan kepada orang-orang yang hadir seperti apa patriotisme itu.

Lee Wong, yang bertugas di Angkatan Darat Amerika Serikat selama 20 tahun telah pindah ke Amerika Serikat dari Tiongkok dan telah tinggal di sana selama 51 tahun.

Dia mengatakan bahwa dia telah menghadapi rasisme dan harus ‘menerima banyak omong kosong dalam diam, memaafkan bahasa, terlalu takut untuk berbicara, takut lebih banyak pelecehan dan diskriminasi’.

Baca Juga: Sang Ayah Selalu Disalahkan, Anak Kandung Hotma Sitompul Bongkar Perlakuan Desiree kepada Anak Tiri dan Cucu

Dia juga mengatakan patriotismenya telah dipertanyakan oleh orang-orang yang tidak bisa melupakan wajahnya.

Pada pertemuan dewan pengawas di West Chester Township, Ohio, ketua dewan membahas kekerasan dan diskriminasi terhadap orang Asia-Amerika.

Ia kemudian dengan tenang membuka kancing bajunya untuk menunjukkan bekas lukanya.

“Saya berusia 69 tahun, dan saya akan menunjukkan seperti apa patriotisme itu,” katanya.

“Ini buktinya. Ini didukung dari layanan saya di militer AS. Sekarang, apakah patriotik ini cukup?” ujarnya.

Baca Juga: Pergoki Raffi Ahmad Video Call dengan Wanita Lain, Nagita Slavina Murka: Kamu Mau Check-in ?

Ia kemudian menjelaskan bagaimana ia dipandang sebagai warga Amerika Serikat yang berbeda.

“Saya tidak malu berjalan-jalan lagi. Sebelumnya, saya merasa terhambat. Orang-orang memandang saya dengan aneh dan berani mempertanyakan kesetiaan saya kepada negara ini, saya tidak cukup terlihat seperti orang Amerika,” ungkapnya.

“Terakhir saya membaca Konstitusi Amerika, kami rakyat, kami semua sama. Kita sama,” sambungnya.

Baca Juga: Kuasa Hukum Teddy Salahkan Rizky Febian Usai Digugat: Dia yang Tidak Ada Itikad Baik, Padahal Harta Bintang

Lee Wong memberi tahu Cincinnati Enquirer bahwa pidatonya tidak direncanakan, tetapi menambahkan bahwa waktunya tepat mengingat apa yang terjadi di negara ini (Amerika Serikat).

“Pada saat itu, saya tidak tahu apa yang merasuki diri saya. Saya hanya tahu saya harus mengatakan sesuatu,” katanya.

Dia menambahkan bahwa ini lebih dari sekadar penembakan yang terjadi di Atlanta di mana enam wanita Asia ditembak mati, tetapi tentang kebencian Asia yang merajalela di negara itu karena hal-hal seperti virus corona disebut "Virus China".

Baca Juga: Ahmad Dhani Tidak Terima Disebut Manusia Merdeka Gegara Tak Pakai Masker: Pas Photo Doang!Baca Juga: Ahmad Dhani Tidak Terima Disebut Manusia Merdeka Gegara Tak Pakai Masker: Pas Photo Doang!

Salah satu dari banyak insiden rasisme yang dihadapi Lee Wong adalah ketika dia berimigrasi ke Chicago untuk mengejar gelar di bidang farmakologi di awal tahun 1970-an.

Dia dipukuli oleh seorang pria kulit putih yang mengira dia orang Jepang.

Namun, hakim menghukum pria itu hanya satu tahun masa percobaan, meninggalkan Lee Wong, yang dirawat di rumah sakit karena serangan itu.

“Selama dua tahun, saya marah pada dunia dan saya membenci orang kulit putih,” katanya.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: World Of Buzz


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x