Indonesia memiliki sejarah serangan terhadap rumah ibadah, termasuk serentetan pemboman gereja pada Malam Natal 2000, yang menargetkan kota-kota termasuk ibu kota Jakarta, serta Medan di Sumatera dan Batam, di kepulauan Riau tepat di sebelah selatan Singapura, dan yang dilakukan oleh kelompok garis keras Jemaah Islamiyah (JI) yang juga bertanggung jawab atas bom Bali tahun 2002.
Baca Juga: Amanda Manopo Bantah Kedekatan Billy Syahputra dengan Memes: Cukup Aku dan Dia yang Tahu, Gimik Itu!
Pada 2018, tiga gereja di Kota Surabaya diserang pelaku bom bunuh diri dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang menewaskan 28 orang. Para pelaku bom bunuh diri termasuk sepasang suami-istri serta ketiga anak mereka, yang termuda berusia sembilan tahun.
Meskipun Ramadhan dipandang oleh banyak orang sebagai bulan yang damai di mana umat Islam berpuasa dari matahari terbit hingga terbenam, Huda mengatakan bahwa kelompok ekstremis “suka 'membajak' sejarah Islam di mana Nabi melakukan penggerebekan atau perang selama Ramadhan”.
Pertempuran Badar pada 624 dilancarkan oleh Nabi selama bulan Ramadhan, seperti penaklukan Mekah pada 629 menurut sejarah Islam.
Baca Juga: Disebut Kabur 3 Tahun, Thalita Latief Ngamuk: Dennis yang Pergi dari Rumah Tinggalkan Saya dan Anak!
Pada hari Rabu, 31 Maret 2021, polisi menembak mati seorang penyerang berjilbab biru yang memasuki Mabes Polri di Jakarta sambil mengacungkan pistol.
Banyak gereja di seluruh nusantara sudah mempekerjakan petugas keamanan, dengan polisi setempat memberikan dukungan tambahan di sekitar hari libur utama dalam kalender Kristen seperti Paskah dan Natal.
Salah satu satpam swasta yang dipekerjakan di Katedral Hati Kudus Yesus di Makassar, kini dielu-elukan sebagai pahlawan setelah menghentikan dua pelaku bom bunuh diri, yang mengendarai sepeda motor, memasuki halaman katedral.
Artikel Rekomendasi