Dijemput Paksa Pasukan Militer, Seorang Jurnalis Jepang Dikabarkan Ditahan di Myanmar

- 19 April 2021, 18:59 WIB
Dijemput Pasukan Militer di Rumahnya, Seorang Jurnalis Jepang Dikabarkan Ditahan di Myanmar
Dijemput Pasukan Militer di Rumahnya, Seorang Jurnalis Jepang Dikabarkan Ditahan di Myanmar /Pixabay/jorono

PR PANGANDARAN - Otoritas Myanmar menahan seorang jurnalis Jepang di Yangon pada Minggu malam, kata pemerintah Jepang pada Senin, menambahkan bahwa mereka berusaha untuk membebaskannya.

Sebuah kantor berita yang ada di Burma mengutip, seorang saksi mata yang mengatakan jurnalis lepas Yuki Kitazumi dijemput dari rumahnya dan ditahan oleh pasukan Militer pada Minggu malam.

Kitazumi, jurnalis Jepang yang tinggal di Myanmar itu diminta untuk mengangkat kedua tangan dan dibawa pergi dengan mobil bersama pasukan militer, katanya.

Baca Juga: Dirawat Intensif, Kondisi Ustaz Zacky Mirza Dikabarkan Berangsur Pulih Usai Pingsan

Juru bicara pemerintah Jepang menggambarkan jurnalis itu sebagai pria berusia empat puluhan, tanpa menyebut namanya.

"Kami sedang mencari, dari Myanmar, pembebasannya secepatnya, dan kami berusaha untuk mengamankan keselamatan warga negara Jepang," Kepala Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato mengatakan pada konferensi pers, dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Reuters.

Pemerintah Jepang menambahkan, pihaknya sedang mencari rincian tentang keadaan seputar penahanan jurnalis tersebut.

Baca Juga: Putus dari Karen Nijsen, Gading Marten Kembali Rujuk dengan Mantan Istrinya? Gisel: Balikan Enggak...

Seorang juru bicara junta tidak menanggapi panggilan yang meminta komentar.

Kitazumi menjalankan perusahaan produksi media, Yangon Media Professionals, dan dulunya adalah jurnalis harian bisnis Nikkei, menurut halaman Facebook dan wawancara dengan media online.

Dia ditangkap sebelumnya pada bulan Februari saat meliput protes terhadap kudeta 1 Februari tetapi dibebaskan segera setelah itu.

Baca Juga: Putus dari Karen Nijsen, Gading Marten Kembali Rujuk dengan Mantan Istrinya? Gisel: Balikan Enggak...

Menurut kelompok aktivis Asosiasi Bantuan Tahanan Politik, 737 orang telah dibunuh oleh pasukan keamanan sejak kudeta dan 3.229 orang masih ditahan.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x