PR PANGANDARAN - Pada beberapa hari terakhir di Yerusalem, terjadi ketegangan akibat bentrokan Palestina dan Israel yang semakin meningkat.
Ketegangan di Yerusalem telah memicu putaran kekerasan diperbatasan yang terburuk antara Israel dan Palestina dalam beberapa bulan terakhir.
Insiden di Yerusalem tersebut memicu gejolak di Gaza, dan warga setempat diperingatkan bersiap untuk kemungkinan kerusuhan dengan intensitas lebih tinggi akibat bentrokan yang terjadi.
Baca Juga: Eks Bintang MU Ryan Giggs Didakwa Atas Tuduhan Penganiayaan pada Mantan Pacarnya Kate Greville
Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari abcnews, dalam beberapa bulan terakhir, militan Palestina menembakkan setidaknya 30 roket.
Kemudian, Israel menyerang balik sasaran yang dioperasikan oleh penguasa Hamas di
Pada hari Jumat 23 April, polisi Israel mengatakan 44 orang ditangkap dan 20 petugas terluka pada malam bentrokan di Yerusalem.
Baca Juga: Masa Kejayaan Sule Habis karena Keangkuhan, Paman Nathalie Holcher Bandingkan dengan Artis Lain
Hal tersebut diakibatkan pasukan keamanan bentrok dengan warga Palestina yang marah tentang larangan Ramadan, dan ekstremis Yahudi yang mengadakan pawai anti-Arab di dekatnya.
Akibat insiden tersebut, Pasukan Hamas memperingatkan Israel untuk tidak menguji kesabarannya.
Pada saat itu, gerilyawan di daerah Palestina mulai menembakkan roket ke Israel selatan Jumat malam dan berlanjut hingga Sabtu pagi.
Kelompok militan tidak mengklaim bertanggung jawab atas serangan roket itu.
Militer Israel mengatakan pesawat dan tanknya menghantam peluncur roket dan infrastruktur bawah tanah.
Sirene peringatan roket masuk dari Gaza terus berbunyi di daerah Israel selatan.
Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 24 April 2021: Hasil Tes DNA Keluar, Jatidiri Reyna Terungkap
Selain itu, warga Palestina telah bentrok dengan polisi Israel setiap malam sejak awal bulan suci Ramadhan.
Ketegangan tersebut dimulai ketika polisi menempatkan barikade di luar Gerbang Kota Tua Damaskus, yang merupakan tempat Muslim secara tradisional berkumpul untuk menikmati malam setelah puasa siang hari.
Bentrokan meningkat pada Kamis malam, ketika ratusan warga Palestina melemparkan batu dan botol ke arah polisi, yang menembakkan meriam air dan granat kejut untuk membubarkan mereka.
Akibat insiden tersebut, puluhan warga Palestina mengalami luka-luka yang cukup parah.
Pada saat yang sama, kelompok Yahudi sayap kanan yang dikenal sebagai Lahava, memimpin pawai ratusan pengunjuk rasa meneriakkan "Orang Arab keluar!" menuju Gerbang Damaskus.
Pada Sabtu 24 April, Yordania lewat akun resmi twitter Menteri Luar Negeri Ayman Safad,i mengutuk serangan rasis terhadap orang Palestina.
Baca Juga: Di Karawang Muncul Bom Militer Jenis Mortir Diduga Sisa Perang, Polda Jabar: Bahaya, Masih Aktif!
"Sebagai kekuatan pendudukan di bawah hukum internasional, Israel bertanggung jawab untuk menghentikan serangan ini & atas konsekuensi berbahaya jika gagal melakukannya," tulisnya.
Kedutaan Besar Amerika Serikat juga menyatakan bahwa pihaknya sangat prihatin akibat insiden di Yerussalem.
"Kami berharap semua bertanggung jawab akan mendorong terjadinya perdamaian ,lalu kembali tenang, dan menghormati keselamatan dan martabat semua orang di Yerusalem," ungkapnya.
Selain itu, Sheikh Muhammad Hussein, Mufti Agung Yerusalem mengutuk serangan polisi dan pemukim terhadap orang-orang Palestina di Yerusalem dalam khotbahnya.
Namun dia meminta para jemaah untuk tetap tenang dan tidak memberikan alasan kepada pihak lain untuk menyerbu kompleks tersebut.
Sementara itu, Hamas menggelar demonstrasi di seluruh Gaza setelah salat Jumat, menegaskan kembali dukungannya untuk perjuangan.
"Setelah serangkaian protes dan demonstrasi yang panjang, kami telah berkesimpulan bahwa tanpa senjata, kami tidak dapat membebaskan tanah kami dan menjaga martabat kami," kata pejabat senior Hamas Mahmoud Zahar.***
Artikel Rekomendasi