PR PANGANDARAN – Baku tembak yang terjadi di Rio de Janeiro, Brasil menewasskan 28 orang.
Baku tembak di di Rio de Janeiro, Brasil terjadi ketika polisi berhadapan dengan geng narkoba.
“Korban tewas akibat serangan polisi terhadap sebuah geng narkoba di lingkungan miskin Rio de Janeiro pada Kamis telah meningkat menjadi 28,” kata polisi sipil pada hari Jumat yan dikutip oleh PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Reuters.
Peristiwa itu disebut sebagai operasi paling mematikan yang pernah dilakukan oleh pasukan keamanan di kota Brasil.
Mayat tiga korban lainnya yang dikeluarkan dari favela pada hari Jumat adalah pria yang terkait dengan kejahatan terorganisir.
Dua puluh empat orang lainnya dan seorang petugas polisi juga tewas dalam operasi di lingkungan Jacarezinho di Rio utara.
Polisi diketahui mengarahkan senjatanya selama operasi melawan pengedar narkoba di permukiman kumuh Jacarezinho di Rio de Janeiro.
"Intelijen memastikan bahwa korban tewas adalah pengedar narkoba,” kata kepala Polisi Sipil.
Ia juga mengatakan bahwa pengedar narkoba itu menembaki petugas kepolisian.
Baca Juga: Ingin Nikahi Ria Ricis, Ternyata Harris Vriza Gagal Jadi Pengantin Gara-gara Alasan Ini
“Mereka menembaki petugas, untuk membunuh. Mereka diperintahkan untuk menghadapi," kata kepala Polisi Sipil Allan Turnowski kepada wartawan.
Pertumpahan darah tersebut memicu kritik dari kelompok hak asasi manusia termasuk Amnesty International.
Mereka mengecam polisi atas hilangnya nyawa tercela dan tidak dapat dibenarkan.
Baca Juga: Dijuluki Konsonan oleh Sang Kakek, Nama Anak Asal Filipina Ini Nyaris Tanpa Huruf Vokal
Hal itu disebabkan peristiwa itu terjadi di lingkungan yang sebagian besar dihuni oleh orang kulit hitam dan orang miskin.
Kantor hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Jumat menyerukan penyelidikan independen terhadap operasi tersebut.
Juru bicara hak asasi manusia PBB Rupert Colville mengatakan polisi mengerahkan penggunaan kekuatan yang tidak proporsional dan tidak perlu.***
Artikel Rekomendasi