PR PANGANDARAN – Beberapa buku pelajaran di Italia diketahui memperkuat stereotip rasis.
Ini dimulai saat seorang warga keturunan Tionghoa, Xiaomo Ma sedang bekerja dari rumah, dia mendengar guru kelas online putranya yang berusia sembilan tahunm tengah berbicara gadis Tionghoa dengan bumbu stereotip rasis.
“Saat guru terus membaca, saya merasa tidak nyaman, untuk diri saya dan anak saya,” kata Ma kepada Al Jazeera, seolah mengatakan bahwa buku itu penuh dengan stereotip rasis.
“Ceritanya penuh dengan stereotip sederhana tentang orang Asia yang dapat membatasi pemahaman atau penerimaan anak-anak, dan orang dewasa terhadap seluruh budaya,” katanya.
Baca Juga: Thailand Laporkan 2.419 Kasus Covid-19 Baru, Ini Perbandingannya dengan Indonesia dan India
Anak Tionghoa dalam teks tersebut diejek karena penampilan dan aksennya, dan dipuji karena tidak memedulikan atau menanggapi hinaan.
Ma, yang mengajar bahasa Mandarin di Oriental University of Naples dan telah tinggal di Italia selama 15 tahun, membuka media sosial untuk berbagi pengalamannya.
Selama bertahun-tahun, akademisi dan kelompok hak asasi manusia telah mendorong agar buku teks sekolah Italia diperbarui untuk mencerminkan perubahan demografi, dan keragaman negara.
“Orang Italia memiliki beberapa stereotip budaya dan gender yang belum terselesaikan, dan ruang kelas sering kali menjadi tempat pertama di mana stereotip itu dibangun,” kata Giulia Selmi, wakil presiden Educare Alle Differenze, yang mengadvokasi inklusivitas dalam materi sekolah, mengatakan kepada Al Jazeera.
Artikel Rekomendasi