Dewan Keamanan PBB dijadwalkan bertemu pada Minggu malam untuk membahas wabah terburuk kekerasan Israel-Palestina dalam beberapa tahun.
Baik Israel dan Hamas bersikeras mereka akan melanjutkan tembakan lintas batas mereka, sehari setelah Israel menghancurkan gedung 12 lantai di Kota Gaza yang menjadi tempat operasi media AS Associated Press dan Al Jazeera yang berbasis di Qatar.
Militer Israel mengatakan gedung al-Jala adalah target militer yang sah, berisi kantor militer Hamas, dan telah memberikan peringatan kepada warga sipil untuk keluar dari gedung sebelum serangan itu.
AP mengutuk serangan itu, dan meminta Israel untuk mengajukan bukti.
"Kami tidak memiliki indikasi Hamas berada di dalam gedung atau aktif di dalam gedung," kata organisasi berita itu dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Aldi Taher Putus Urat Malu Hina Rigen Penjilat, Deddy Corbuzier: Acara TV Dia Lebih Banyak!
Dalam apa yang disebut pembalasan atas penghancuran Israel atas gedung al-Jala, Hamas menembakkan roket ke Tel Aviv dan kota-kota di Israel selatan pada Minggu pagi.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pada Sabtu malam bahwa Israel "masih di tengah-tengah operasi ini, masih belum berakhir dan operasi ini akan berlanjut selama diperlukan."
Dalam ledakan serangan udara pada Minggu pagi, Israel menargetkan rumah Yehya Al-Sinwar, yang sejak 2017 telah mengepalai sayap politik dan militer Hamas di Gaza, kata stasiun TV kelompok itu.
Artikel Rekomendasi