72.000 Warga Palestina Terpaksa Mengungsi, PBB Sebut Tak Ada 'Tempat Aman' di Gaza

- 20 Mei 2021, 09:30 WIB
Serangan udara Israel ke Jalur Gaza Palestina, 11 Mei 2021.
Serangan udara Israel ke Jalur Gaza Palestina, 11 Mei 2021. /REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

PR PANGANDARAN - Keadaan yang semakin darurat di Palestina membuat 72.000 warga Palestina terpaksa mengungsi.

"Tidak ada tempat yang aman di Gaza, di mana dua juta orang telah diisolasi secara paksa dari seluruh dunia selama lebih dari 13 tahun," kata pejabat urusan kemanusiaan dan bantuan darurat.

Tidak ada tempat aman di Gaza, seorang pejabat tinggi PBB mengatakan pada Selasa, 18 Mei 2021 ketika organisasi tersebut melaporkan bahwa 72.000 warga Palestina telah mengungsi akibat serangan dari Militer Israel selama sembilan hari terakhir.

Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun ke-12 sang Anak, Inul Daratista: Ternyata Mama Nggak Mandul

Beberapa waktu terakhir Gaza disibukkan dengan banyaknya serangan bom yang menghancurkan wilayah tersebut.

"Di Gaza, saya sangat terganggu dengan laporan pemboman Israel frekuensi tinggi," kata wakil sekretaris jenderal urusan kemanusiaan dan koordinator bantuan darurat Mark Lowcock.

Serangan Israel yang terus membombardir Palestina khususnya Gaza, telah memaksa warga harus berpindah dari wilayahnya.

Baca Juga: Ashanty Ragu dengan Hubungan Atta-Aurel sejak Pacaran hingga Akan Menikah: Aku Pikir Bukan Jodohnya

Tidak ada tempat yang aman di Gaza , di mana dua juta orang telah diisolasi secara paksa dari seluruh dunia selama lebih dari 13 tahun," katanya.

Lowcock berbicara setelah sembilan hari kekerasan Israel-Palestina, selama itu Hamas menyerang Israel dengan lebih dari 3.500 roket dan IDF melancarkan ratusan serangan balasan terhadap target Hamas.

"Peluncuran roket tanpa pandang bulu oleh kelompok bersenjata ke daerah berpenduduk di Israel tidak dapat diterima dan harus diakhiri," jelasnya.

Baca Juga: Tingkah Aldi Taher Diluar Kendali, Indra Herlambang Emosi hingga Walk Out: Please Tenang, Ga Lucu!

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan mengatakan bahwa akibat serangan IDF, 72.000 warga Palestina mengungsi, termasuk 47.000 warga mencari perlindungan di 58 sekolah Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB di seluruh Gaza.

25.000 pengungsi lainnya tinggal dengan keluarga angkatnya.

Lembaga PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan mengatakan bahwa sejak 10 Mei, sekitar 213 warga Palestina, termasuk 62 anak-anak dan 35 wanita, telah tewas di Gaza selama serangan IDF.

Baca Juga: Tolak Seruan Biden untuk Gencatan Senjata, Netanyahu Bertekad Serang Gaza hingga Tujuan Israel Tercapai

Israel menduga bahwa beberapa warga yang tewas terbunuh oleh roket Hamas.

Di pihak Israel, OCHA mengatakan, 10 orang, termasuk satu tentara, tewas akibat tembakan roket atau saat berlindung, menambahkan bahwa ratusan lainnya terluka.

Lowcock menyerukan diakhirinya kekerasan dan agar semua pihak untuk menghormati hukum internasional.

Baca Juga: Jadwal TV Hari Ini Kamis, 20 Mei 2021: GTV, Indosiar, Trans TV, dan Trans7, Ada Lida 2021 Top 21

Dia meminta negara-negara mengirim bantuan ke PBB untuk berkontribusi pada Dana Kemanusiaan untuk Palestina, mencatat bahwa $ 14 juta dari dana itu akan disalurkan untuk membantu mereka yang berada di Gaza. PBB, katanya, sedang bersiap meluncurkan seruan kemanusiaan.

Pejabat PBB itu juga meminta Israel untuk membuka penyeberangan komersial utama Kerem Shalom untuk bantuan kemanusiaan. Israel menutup penyeberangan itu pekan lalu sebagai tanggapan atas roket Hamas. Namun, penyeberangan Mesir di Rafah telah dibuka.

Penyeberangan Keren Shalom dibuka beberapa waktu pada hari Selasa untuk memungkinkan 24 truk dengan pasokan kemanusiaan memasuki Gaza, tetapi hanya lima yang benar-benar berhasil melewati sebelum Hamas meluncurkan mortir di persimpangan, akibat serangan itu, penyeberangan kembali ditutup.

Baca Juga: Cerita Pilu dari Tepi Barat, Korban Termuda dari Palestina Tewas Ditembak Pasukan Israel di Usia 16 Tahun

Koordinator kemanusiaan Lynn Hastings menuliskan cuitan sebagai tanggapan bahwa "serangan oleh kelompok militan Palestina di penyeberangan dilaporkan hari ini, di mana pasokan kemanusiaan [dan] personel dibawa ke #Gaza, tidak dapat diterima, mencegah pasokan kemanusiaan penting memasuki GS. #UN akan mencoba lagi besok. Kami meminta ketenangan untuk memungkinkan kami melakukannya. "

Di antara barang-barang di truk itu adalah bahan bakar untuk pembangkit listrik Gaza, yang membantu menyediakan listrik ke Gaza.

Kekurangan bahan bakar dan kerusakan jalur utilitas telah mengurangi jumlah jam operasional listrik di Gaza dari 12 menjadi tiga atau empat jam sehari, menurut OCHA.

Baca Juga: Lirik Lagu Starry Night - Ryeowook Super Junior (OST Youth Of May) Disertai Terjemahan Bahasa Indonesia

Setengah juta liter bahan bakar impor Mesir dan persediaan medis memasuki Gaza pada hari Selasa dengan memasuki Gerbang Saladin yang ada di Mesir.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: jpost


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x