Dijalankan oleh Penjahat Perang, Mantan Pilot AU Israel Sebut Tentara Israel adalah 'Organisasi Teroris'

- 20 Mei 2021, 10:15 WIB
Yonatan Shapira eks tentara Israel yang membelot ke Palestina./Instagram/@akinci.007
Yonatan Shapira eks tentara Israel yang membelot ke Palestina./Instagram/@akinci.007 /

PR PANGANDARAN - Seorang mantan pilot Angkatan Udara (AU) Israel, Yonatan Shapira mengungkapkan pemerintah dan tentara Israel sebagai "organisasi teroris" yang dijalankan oleh "penjahat perang".

Pilot berkebangsaan Israel Yonatan Shapira yang mengundurkan diri dari tentara Israel pada tahun 2003.

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Anadolu Shapira mengungkapkan alasan ia mundur dari militer Israel yang menurutnya merupakan organisasi teroris.

Baca Juga: 72.000 Warga Palestina Terpaksa Mengungsi, PBB Sebut Tak Ada 'Tempat Aman' di Gaza

"Saya menyadari selama Intifada Kedua apa yang dilakukan Angkatan Udara Israel dan militer Israel adalah kejahatan perang, yang meneror populasi jutaan orang Palestina. Ketika saya menyadarinya, saya memutuskan untuk tidak hanya pergi tetapi untuk mengatur pilot lain yang secara terbuka akan menolak untuk mengambil bagian dalam kejahatan ini.

"Sebagai seorang anak di Israel, Anda dibesarkan dalam pendidikan militeristik Zionis yang sangat kuat. Anda hampir tidak tahu apa-apa tentang Palestina, Anda tidak tahu tentang Nakba 1948, Anda tidak tahu tentang penindasan yang sedang berlangsung," ucap Shapira.

Sejak meninggalkan tentara Israel, Shapira telah meluncurkan seruan yang mendorong anggota militer lainnya untuk tidak mematuhi perintah untuk menyerang warga Palestina.

Baca Juga: Lucinta Luna Ngaku Ditipu Cowok Padahal Cewek, Sindir Abash?

Seruan tersebut telah menyebabkan 27 pilot militer lainnya diberhentikan dari jabatan mereka di Angkatan Udara Israel sejak 2003.

Dalam sepekan terakhir, pesawat tempur Israel telah melancarkan ratusan serangan udara terhadap warga sipil Palestina di Jalur Gaza yang terkepung, menewaskan sedikitnya 188 warga Palestina termasuk 55 anak-anak dan 33 wanita serta melukai 1.230 orang.

Akibat dari serangan tersebut, pemukiman dan sebuah kantor media internasional hancur akibat serangan yang gencar dilakukan militer Israel.

Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun ke-12 sang Anak, Inul Daratista: Ternyata Mama Nggak Mandul

Beberapa negara seperti Indonesia, Turki dan warga dari Eropa menentang agresi yang diluncurkan Israel dalam sepekan tersebut.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Middle East Monitor


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x