Belum Usai Tangani Covid-19, India Laporkan Lebih dari 400.000 Infeksi akibat Jamur Hitam

- 23 Mei 2021, 18:00 WIB
India semakin mencekam, ribuan pasien Covid-19 yang telah terjangkit infeksi jamur hitam, kehilangan mata mereka
India semakin mencekam, ribuan pasien Covid-19 yang telah terjangkit infeksi jamur hitam, kehilangan mata mereka /Tangkapan layar youtube.com/ Al Jazeera English

PR PANGANDARAN - Wabah Covid-19 India telah stabil di beberapa bagian negara, kata seorang pejabat pemerintah, tetapi kematian meningkat 4.194 pada hari Sabtu dan infeksi menyebar di daerah pedesaan.

Belum usai tangani Covid-19, India justru kini semakin diperumit dengan infeksi baru yang disebut sebagai jamur hitam.

Awal bulan ini, India melaporkan lebih dari 400.000 infeksi harian baru akibat jamur hitam tetapi jumlahnya perlahan-lahan berkurang.

Baca Juga: Ramalan Zodiak 23 Mei 2021: Taurus, Aries dan Capricorn, Pekerjaan Sampingan Akan Menambah Penghasilan!

Pada hari Sabtu, data pemerintah menunjukkan 257.299 kasus baru.

Kasus aktif terjadi di negara bagian Maharashtra dan Karnataka serta negara bagian pesisir Kerala telah jatuh dalam dua minggu terakhir.

Hal tersebut disampaikan pejabat kementerian kesehatan Lav Agarwal kepada wartawan, Sabtu.

Baca Juga: Terungkap, Nyai Ratu Kidul Sebut Larissa Chou Takut Dipoligami hingga Putuskan Gugat Cerai Alvin Faiz

Jumlah harian di negara bagian, termasuk Benggala Barat, yang baru-baru ini menyelesaikan pemilihan negara bagian

Peningkatan juga terjadi di negara bagian selatan Andhra Pradesh dan Tamil Nadu.

Para ahli memperingatkan India dapat menghadapi gelombang infeksi ketiga dalam beberapa bulan mendatang.

Baca Juga: Kelewat Posesif, Ruben Onsu Ngaku akan Buntuti Anak-anaknya Jika Berpacaran: Sebar Orang di Setiap Lantai!

“Meskipun (penyebaran virus korona) telah stabil di banyak bagian negara, dan secara keseluruhan beban telah berkurang, kami masih harus menempuh jalan panjang dengan gelombang ini,” kata Dr VK Paul bagian dari panel pemerintah federal.

"Untuk pertama kalinya, kami melihat bahwa daerah pedesaan terkena pandemi ini," sambungnya.

Total infeksi di negara itu mencapai 26,3 juta, tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Sementara total korban tewas di negara itu adalah 295.525 jiwa.

Baca Juga: Malaysia Alami Inflasi Tertinggi Sejak 2018, Diprediksi akan Bertahan hingga Maret Tahun Depan

Perdana Menteri Narendra Modi dan otoritas negara telah menghadapi kritik luas karena gagal melawan pandemi.

Lambatnya vaksinasi di negara ini merupakan masalah besar lainnya.

Kepala menteri Delhi mengatakan pihak berwenang terpaksa menghentikan vaksinasi untuk mereka yang berusia antara 18 dan 44 tahun karena persediaan telah habis.

Bukan hanya itu, pemerintah India telah meminta negara bagian untuk melaporkan kasus mukormikosis, juga dikenal sebagai jamur hitam.

Baca Juga: Pemimpin Houthi Tolak Sanksi yang Diberikan AS, Peringatkan Soal Serangan Tak Terduga

Jamur hitam merupakan infeksi mematikan yang telah muncul pada pasien yang terjangkit virus corona.

Kondisi tersebut menyebabkan perubahan warna pada mata dan hidung, penglihatan kabur, nyeri dada, dan kesulitan bernapas.

Dalam beberapa kasus, dokter harus mengangkat satu atau kedua mata, atau bagian rahang untuk menghentikan penyebaran penyakit.

Baca Juga: Ruben Onsu Larang Semua Anaknya Berpacaran, Sebut Takut Jejaknya di Masa Lalu Diikuti

Negara-negara di seluruh India juga telah memerintahkan tindakan darurat untuk melawan lonjakan infeksi langka di antara pasien virus corona.

Menurut ahli medis, pasien diabetes lebih mungkin menderita penyakit ini.

Gujarat dan Telangana menyatakan pada hari Kamis menjadi yang terbaru mengumumkan epidemi jamur hitam, sehari setelah Rajasthan.

Baca Juga: Dua Suntikan Vaksin Covid-19 Disebut Efektif Lawan Varian India, Ini Kata Menkes Inggris

Negara bagian Maharashtra telah melaporkan lebih dari 2.000 kasus. Gujarat, negara bagian asal PM Modi, memiliki sekitar 1.200 kasus, kata para pejabat.

“Dokter mengatakan pasien virus korona dengan diabetes dan sistem kekebalan yang lemah, sangat rentan terhadap infeksi,” kata Elizabeth Puranam dari Al Jazeera melaporkan dari New Delhi.

"Mereka percaya penggunaan steroid untuk mengobati Covid-19 yang parah dapat berkontribusi pada kondisi populasi pra-diabetes," sambungnya.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah